Prolog

13.2K 538 14
                                    

"Ya begitulah takdir, selalu saja tidak sama dengan apa yang kita harapkan. Ya---- walaupun beberapa juga ada yang sama, tapi sekarang kau tau kan seperti apa takdirmu?"

Lisa menghembuskan napasnya panjang, setelah seharian penuh ini ia habiskan waktunya berada di makam.

Kedua manik matanya tidak ada henti menatap makam seseorang yang sangat berperan penting dalam kehidupannya. Sorot matanya tajam, meskipun bulir air matanya terus berjatuhan, ia tidak peduli akan hal itu.

"Percuma, percayalah denganku, justru kau menangis seperti ini yang membuat dia tidak tenang karena sudah pergi meninggalkanmu." ucap seorang lelaki yang berdiri tepat di samping Lisa.

"Kalau benar begitu, mengapa dia tetap tega meninggalkanku?" Lisa melirik lelaki di sampingnya itu, suaranya masih parau, bahkan matanya terlihat sangat bengkak karena tidak hentinya menangis.

Lelaki tersebut menggeleng.

"Kau salah, sangat salah, karena bagi dia, kau akan lebih bahagia tanpa kehadirannya di hidup kau. Itu adalah salah satu alasan dia pergi." ujar lelaki tersebut dengan suara beratnya.

Pertahanannya runtuh seketika, bulir air mata kembali mengalir dengan deras, membuat lelaki di sampingnya ikut merasakan kesedihan Lisa.

"Sudahlah, lebih baik kau pulang saja, istirahat. Kau masih punya banyak hari untuk berkunjung kemari."

Lisa mengangguk pelan, dengan berat hati ia melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan tempat yang menjadi saksi perpisahan mereka.

*monggo, silahkan ditunggu untuk kelanjutannya. Votenya jangan lupa ya gaes :-)

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang