Empat puluh

1.4K 214 61
                                    

Warning: part ini adalah part yang sangat-sangat panjang, melebihi part panjang yang sebelumnya, sekaligus mungkin akan menjadi part yang sangat menguras emosi bagi para pembaca.

Dimohon untuk kalian yang akan membaca part ini untuk memberi vote terlebih dahulu. Tolong bijak dalam menghargai karya orang.

Khusus untuk silent readers, saya sudah ingatkan di awal, kalau nggak mau kasih vote mending nggak usah baca sekalian. Ini capek nulisnya, mikirnya juga capek, jadi jangan pelit-pelit ya untuk kasih vote.

Terimakasih.

Lisa menghembuskan napasnya pelan, jujur saja hari ini ia cukup kelelahan. Setelah pagi tadi Lisa sibuk membantu sepupunya, kini ia sudah diharuskan berada di rumah sakit untuk menemani gadis yang dicintainya.

Langkah Lisa terhenti ketika matanya tidak sengaja melihat June dan Donghyuk yang berjalan memasuki salah satu kamar inap pasien. Pikir Lisa, siapa yang sakit? Dan di mana Jisoo dan Rosé? Ah, Lisa lupa, kemarin Rosé mengatakan padanya bahwa salah satu teman June harus dirawat di rumah sakit ini, mungkin June dan Donghyuk menjenguk temannya bukan?

Tapi---- entah mengapa tiba-tiba saja Lisa menjadi penasaran. Kira-kira siapa teman June itu?

Dengan rasa penasaran yang besar, akhirnya Lisa pun memutuskan untuk mengikuti June dan Donghyuk dengan langkah yang sangat berhati-hati.

"Kalian hanya berdua? Di mana Jisoo?"

Jantung Lisa berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya setelah mendengar suara gadis yang sangat familiar di telinganya. Tiba-tiba saja Lisa menjadi sangat takut ketika tidak sengaja ia mendengar suara gadis itu.

Rosé.

Ya, Lisa sangat yakin bahwa itu suara Rosé. Jadi sebenarnya siapa yang sakit?

"Masih di rumah, nanti dia akan datang."

"Mengapa tidak bersama kalian berdua? Ck, pasti kalian berdua malas menjemput dia kan?"

Tidak salah lagi, Lisa yakin suara itu adalah suara Rosé.

"Bukan begitu. Aku dan Donghyuk tidak datang bersama Jisoo karena Jisoo ada Bobby yang nanti akan mengantarnya kemari."

Jadi---- Rosé benar-benar sakit? Sakit apa dia? Mengapa Lisa tidak tau?

"Kau mau makan sesuatu?"

"Aku ingin---- mangga."

Baru saja June akan mememberikan mangga itu pada Rosé, namun pintu kamar Rosé yang sedikit terbuka justru memperlihatkan kehadiran Lisa yang sepertinya tengah menguping pembicaraan mereka bertiga.

Jadi---- sejak tadi Lisa mendengar pembicaraan mereka? Mungkinkah Lisa mengetahui apa yang terjadi pada Rosé sesungguhnya? Ah, June sudah tidak peduli lagi jika memang pada akhirnya Lisa mengetahui apa yang terjadi pada Rosé, menurut June sendiri memang sudah waktunya untuk Lisa mengetahui segalanya.

"June?"

June menoleh ke arah Donghyuk yang memanggilnya.

"Kau kenapa?" sambung Donghyuk ketika menyadari perubahan ekspresi June yang tidak seperti biasanya.

"Tidak apa-apa. Kau suapi Chaeng dulu, aku mau keluar sebentar untuk membeli sesuatu." ucap June seraya memberikan mangga itu pada Donghyuk.

Rosé dan Donghyuk spontan menatap June penuh tanda tanya. Dan hal ini membuat Donghyuk semakin yakin bahwa ada sesuatu yang June sembunyikan darinya.

"Sebentar ya Chaeng, kau bersama Donghyuk dulu."

Setelah mengucap kalimat itu, June segera melenggang pergi untuk menemui Lisa.

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang