Warning: part ini puanjang bangettt, kuy kasih vote dulu, kalau sudah kasih vote silahkan membaca.
Bagi kalian yang nggak mau kasih vote, jauh-jauh sana, nggak usah baca sekalian.
"Lisa."
"Hm?"
"Kau akan ikut denganku ke mana pun aku pergi bukan?"
Lisa mengangguk pelan. "Aku akan selalu mengikutimu ke mana pun kau pergi, aku tidak akan pernah membiarkanmu sendiri."
"Kau janji, Lisa?"
"Ya, aku berjanji. Aku akan selalu ikut bersamamu."
"Bahkan jika aku pergi saat ini juga, apa kau akan tetap ikut denganku?"
Lisa kembali mengangguk. "Aku pergi ke mana pun kau pergi."
Ya, kurang lebih seperti itu janji yang telah Lisa ciptakan bersama Jennie. Namun, Lisa merasa sangat menyesal karena Lisa sama sekali tidak bisa menepati janjinya pada Jennie. Kenyataannya---- Lisa justru dengan bodohnya membiarkan Jennie untuk pergi dan tidak pernah kembali lagi, bahkan Lisa tidak berani menepati janjinya untuk mendampingi Jennie ke mana pun gadis itu pergi.
Jennie...
Lisa kembali merindukan Jennie-nya.
Dan hari ini, tepat enam bulan sudah Jennie pergi meninggalkan Lisa. Lisa ingin Jennie kembali lagi pada dirinya, namun Lisa tau bahwa keinginannya itu tidak akan pernah terjadi. Lisa juga tidak akan menjadi egois karena rasa cintanya pada Rosé yang kini mulai tumbuh.
Lisa juga tidak akan menyangkal, bahwa sekarang ini perasaannya pada Rosé menjadi lebih berkali-kali lipat ingin selalu bersama dengan kekasihnya itu. Akhir-akhir ini Lisa menjadi tidak ingin berjauhan dengan Rosé. Mungkinkah dirinya sudah dapat menerima keberadaan Rosé yang sesungguhnya?
"Jangan melamun, kau harus bersiap menemui Chaeyoung kan?"
Suara Bobby sontak menyadarkan Lisa dari lamunannya.
Bobby, sahabatnya itu sudah duduk tepat di samping Lisa dengan mulutnya yang sibuk mengunyah biskuit coklat spesial buatan Jisoo.
"Mau?" tawar Bobby.
Lisa mengangguk pelan, seraya tangannya bergerak untuk mengambil beberapa biji biskuit itu, kemudian mengunyahnya perlahan. Satu kata yang terlintas dalam benak Lisa begitu ia selesai mencicipi biskuit spesial buatan Jisoo; enak. Pantas saja jika Bobby begitu menikmatinya, ternyata memang sangat enak, tidak bisa dipungkiri lagi.
Dan karena hal itu Lisa kembali mengingat Jennie. Jennie selalu memasak untuk Lisa, Lisa juga sangat menyukai masakan Jennie yang baginya sangat enak. Namun, semenjak kepergian Jennie untuk yang selamanya, Lisa tidak pernah lagi bisa merasakan masakan Jennie.
"Lihat, kau melamun lagi kan?"
Lisa menggeleng. "Aku tidak melamun."
"Lalu?"
"Hanya berpikir, bagaimana bisa rasanya se-enak ini?"
Bobby sontak terkekeh pelan, kemudian menepuk pelan pundak Lisa yang alhasil membuat Lisa sedikit terkejut. Lisa menoleh ke arah Bobby, menatap sahabatnya yang bermata sipit itu.
"Kalau mau, kau boleh mengambilnya lagi, kalau perlu kau juga boleh menghabiskannya."
"Tapi----"
"Aku bisa meminta Jisoo membuatnya lagi untukku."
Lisa mengangguk pelan disertai dengan senyum tipisnya.
"Kau kenapa? Kau seperti tidak bersemangat, bukannya kau setelah ini akan bertemu Chaeyoung?"