Tiga puluh

1.7K 215 38
                                    

"Jelaskan." June duduk tepat di samping Jisoo.

Benar, June sedang berada di rumah Jisoo.

"Tunggu Donghyuk datang, jadi nanti aku tidak perlu menjelaskannya lagi."

June berdecak pelan. "Ck, mau menunggu dia sampai berapa lama? Kau sendiri tau kan kalau Donghyuk itu benar-benar lama."

Baru saja Jisoo akan membalas kalimat June, namun kedatangan Donghyuk membuat gadis itu melirik ke arah Donghyuk yang tengah berjalan menghampiri Jisoo dan June.

"Lihat, siapa yang datang."

June menghela napasnya begitu melihat Donghyuk sudah duduk di hadapannya.

"Mari kita mulai, aku sudah di sini."

Jisoo mengangguk pelan.

"Tunggu---- mengapa kau tampak sangat lesu?" tanya Donghyuk memperhatikan Jisoo.

"Kau baik-baik saja?" tanya June ikut memperhatikan sahabatnya itu.

Jisoo kembali mengangguk pelan.

"Ah, tidak, kau tidak baik-baik saja."

"Aku baik-baik saja, Kim Donghyuk."

Donghyuk tersenyum miring, sembari menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. "Tidak, aku tidak percaya. Bagaimana bisa kau menyebut dirimu baik-baik saja sedangkan kau sangat lesu seperti ini."

"Kau mau tau alasanku lesu?"

June dan Donghyuk kompak mengangguk bersama.

"Kupikir alasanku lesu adalah karena pembicaraanku dengan Jennie tadi."

"Memang apa yang kalian bicarakan sampai kau seperti ini?" tanya June.

Jisoo menarik napas dalam, kemudian menghembuskannya secara perlahan. Rasanya semua pembicaraan dengan Jennie tadi benar-benar mengusik otaknya.

Soal pembicaraannya dengan Jennie, Jisoo hanya akan menceritakannya pada June dan Donghyuk. Rosé? Jisoo juga akan menceritakannya pada Rosé, namun akan menunggu waktu yang tepat.

"Aku rasa keinginan kita untuk memisahkan Lisa dan Jennie tidak akan pernah bisa. Jika bisa sekalipun, justru Lisa dan Chaeng yang bisa kita pisahkan."

"Apa maksudmu? Mengapa kau bisa berbicara seperti itu." tanya June penasaran.

"Entahlah, June. Aku---- aku benar-benar pusing dengan semua ini."

Donghyuk berdecak kesal. "Ck, kalau kau tidak menceritakannya pada kami, bagaimana caranya aku dan June bisa tau dengan inti permasalahannya."

"Donghyuk benar, kau harus menceritakannya pada kami agar aku dan Donghyuk bisa membantumu, juga membantu Chaeng."

"Dia mengatakan padaku suatu hal yang membuatku sedikit tertampar dengan kalimatnya, tapi---- aku sendiri tidak tau, haruskah aku mempercayainya? Bagaimana jika dia hanya membohongiku?"

Donghyuk hampir saja akan memaki sahabatnya ini, namun tatapan June membuat lelaki itu mengurungkan niatnya. Dengan perlahan Donghyuk menghela napasnya pasrah, kemudian menunggu Jisoo untuk melanjutkan kalimatnya.

"Jennie---- dia mengatakan padaku bahwa dia mengalami gagal ginjal kronis. Aku----"

"Apa?" tanya June tidak percaya.

Jisoo mengusap wajahnya kasar, kemudian memejamkan matanya sesaat.

Entahlah, Jisoo sendiri sebenarnya tidak terlalu mempercayai kalimat Jennie. Benarkah gadis itu mempunyai penyakit itu? Atau itu hanya akal-akalan Jennie supaya Jisoo simpati dengannya? Tapi---- bagaimana jika itu memang benar?

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang