Empat puluh enam

1.2K 195 51
                                    

warning: part ini adalah part yang panjang, kasih vote dulu sebelum mulai membaca.

Satu minggu kemudian

"Kau sudah minum obat?"

gadis berpipi chipmunk itu sontak mengangguk ketika pertanyaan yang dilontarkan June masuk ke dalam indra pendengarannya.

"Sungguh?"

"Kau tidak percaya denganku?" Rosé balik bertanya.

June memasang raut wajah konyolnya seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aku percaya denganmu, Chaeng."

"Benarkah? Lalu mengapa tadi kau bertanya seolah kau tidak percaya denganku?"

"Hanya memastikan." jawab June singkat.

"Bodoh."

June terkekeh pelan, ia bersiap untuk membawa Rosé jalan-jalan sore di taman rumah sakit.

"Kau siap?"

"Aku sudah siap dari tadi, Koo Junhoe. Lagipula kau ini benar-benar lambat, Jisoo dan Donghyuk pasti sudah menunggu kita, bodoh!"

"Ah, aku memang bodoh, maafkan aku." ujar June sembari dirinya yang mulai membawa Rosé ke taman rumah sakit.

Donghyuk menggeleng-gelengkan kepalanya begitu melihat June dan Rosé yang baru saja datang.

"Kenapa kau? Ada masalah?" tanya June dengan ekspresi sengitnya.

"Kalian sangat lambat."

"Aku tidak lambat, June yang lambat." ucap Rosé berusaha membela diri. 

Jisoo terkekeh pelan kemudian menyodorkan sekotak bekal pada Rosé dan juga June. "Ya sudah, jangan cerewet, lebih baik sekarang kau makan ini." 

Rosé mengerutkan keningnya setelah menerima sekotak bekal makanan dari Jisoo.

"Apa ini?"

"Aku membuatnya khusus untuk kalian." jelas Jisoo.

June melirik Jisoo sinis. "Benarkah? Khusus untuk kami atau khusus untuk Bobby?"

"Cerewet! Tinggal makan saja apa susahnya?"

"Kau sedang PMS huh? Dasar Kim Jisoo kejam."

"Awalnya niat Jisoo memang membuatkan bekal untuk Bobby, tapi dia juga ingin kita mencicipinya, begitu kan Kim Jisoo?"

Jisoo mengangguk menyetujui kalimat Donghyuk.

"Rupanya kau sangat menyayangi kita ya?"

"June bodoh! Tentu saja aku menyayangi kalian semua." 

June terkekeh pelan, lelaki itu memang gemar sekali menggoda Jisoo.

"Ya sudah, ayo kita cicipi masakan dia, sedari tadi aku lapar menunggu kalian berdua yang tidak kunjung datang." ujar Donghyuk.

Jisoo sedikit antusias ketika melihat ketiga sahabatnya itu yang mulai mencicipi masakannya. Berharap masakan yang telah ia buat dengan susah payah itu menghasilkan cita rasa yang nikmat, karena jika tidak---- maka ia tidak hanya mengecewakan ketiga sahabatnya, namun juga mengecewakan kekasihnya; Bobby.

"Bagaimana? Enak? Atau justru sebaliknya?" tanya Jisoo bergantian menatap ketiga sahabatnya itu.

Nihil! Ketiga sahabatnya itu justru diam tanpa suara, padahal Jisoo sangat mengharapkan jawaban dari ketiga sahabatnya itu, setidaknya ada salah satu dari mereka yang merespon Jisoo, namun benar-benar nihil, ketiganya tampak acuh.

"Kau----"

"Ya! Bagaimana Chaeng?" Jisoo begitu antusias. "Kau suka?"

Rosé meneguk ludahnya dan itu terlihat jelas di mata Jisoo. Jisoo siap menerima berbagai macam kritikan dari ketiga sahabatnya jika memang hasilnya tidak memuaskan.

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang