June menghembuskan napasnya panjang, ia dapat kembali bernapas lega setelah berhasil mengusir gadis berponi yang baginya tidak mempunyai hati itu. Lelaki itu baru saja akan masuk ke kamar Rosé namun Jisoo sudah terlebih dahulu keluar menemuinya.
"Dimana dia?"
"Siapa yang kau maksud? Si Manoban?"
Jisoo mengangguk malas.
"Sudah pergi."
June tidak tau kesalahan apa yang telah diperbuatnya, tiba-tiba saja Jisoo menjitak kepalanya dengan sangat keras. "Sakit bodoh." ucap June sembari meringis kesakitan.
"Kau yang bodoh, mengapa kau benar-benar mengusirnya?"
"Apa? Bahkan tadi kau menyetujuiku untuk mengusirnya bahkan kau juga mengatakan padaku jangan sampai si Manoban itu menemui Chaeng, lalu sekarang kau menyalahkanku karena aku mengusirnya? Apa maksudmu bodoh?"
Jisoo berdecak kesal, kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aku memang menginginkan itu, tapi Chaeng menyuruhku untuk membawa Lisa masuk menemuinya."
"Bagaimana caranya Chaeng tau Manoban itu datang? Kau---- memberitahunya?"
Jisoo mengangguk pelan.
"Bodoh! Kau bodoh Kim Jisoo."
"Lalu, aku harus bagaimana? Chaeng menunggu Lisa."
June menghembuskan napasnya panjang, kemudian mengusap wajahnya dengan kasar. "Biar aku saja yang bicara dengan Chaeng, kau tunggu Donghyuk datang."
Jisoo mengangguk paham, kemudian June masuk ke kamar Rosé dan meninggalkan Jisoo yang diam mematung di tempat.
🌹
"June, di mana Lisa? Tadi Jisoo bilang, Lisa datang kemari dan Lisa ingin menemuiku, sekarang di mana dia?" tanya Rosé antusias begitu melihat June masuk ke dalam kamarnya.
June tidak menjawab, lelaki itu justru mendekat ke arahnya kemudian duduk di tepi ranjang milik Rosé. "Dia baru saja pergi."
"Mengapa pergi? Kau mengusirnya?"
June mengangguk ragu, kemudian tangannya beralih menggenggam tangan Rosé.
"Mengapa? Mengapa kau mengusirnya? Kau tau bahwa aku sangat merindukannya, sudah seminggu aku tidak berjumpa dengannya, dan kau justru tega mengusir dia."
"Dengarkan aku, Chaeng, aku mengusirnya bukan bermaksud apa-apa. Kau ingin tau apa alasanku mengusirnya?"
"Tentu saja, katakan padaku June. Bahkan, kau tidak mempunyai hak mengusir Lisa, dia kekasihku dan juga ini apartementku."
June menghela napasnya panjang, kemudian tangannya beralih pada kedua bahu Rosé. "Biar kujelaskan, dengarkan dulu aku bicara." Rosé mengangguk, ia menurut derngan apa kata June. "Alasanku mengusirnya sudah jelas Chaeng, karena aku ingin kau istirahat yang cukup, bukan bermaksud yang lain. Bahkan, Lisa juga tidak keberatan, dia juga ingin kau cepat sembuh. Kau tenang saja, Lisa pasti akan kembali menemuimu."
"Benarkah? Kau tidak sedang membohongiku kan? Kau tidak berbicara hal yang buruk pada Lisa kan?" tanya Rosé memastikan.
Baru saja June akan menjawab pertanyaan Rosé, namun kedatangan Jisoo dan Donghyuk mengalihkan pandangannya, begitu juga dengan Rosé.
"Ini pesananmu. Sudah kupenuhi kan? Sekarang cepat makan lalu minum obat." ucap Donghyuk sembari menyodorkan sebungkus kimbap pada Rosé.
Mata Rosé berbinar, kemudian menyunggingkan senyumnya. "Terimakasih, kau benar-benar yang terbaik."