Delapan

1.7K 238 28
                                    

"Mau ke mana? Baru saja sampai, sudah mau pergi lagi."

Lisa menghentikkan langkahnya, kemudian menatap sahabatnya tanpa memberikan jawaban apapun.

"Jennie lagi?"

Lisa mengangguk. "Dia membutuhkanku."

"Kau yakin dia membutuhkanmu? Siapa yang lebih membutuhkanmu? Jennie atau Chaeyoung?"

"Kurasa Chaeyoung lebih membutuhkanmu." timpal Bobby.

Kalimat Bobby membuat satu alis Lisa terangkat. "Apa maksudmu?"

Bobby menghela napasnya panjang, kemudian melirik Hanbin seolah meminta persetujuan dari sahabatnya itu. Hanbin menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, membuat Bobby kembali menghela napasnya dengan panjang sebelum pada akhirnya menjawab pertanyaan Lisa.

"Kau sudah berapa lama tidak menemuinya?" tanya Bobby.

"Memang kenapa?"

Hanbin kesal, tinggal menjawab saja apa susahnya? Mengapa harus balik bertanya? "Jawab saja! Dasar kau ini bodoh!"

"Aku rasa hampir seminggu, ya---- atau malah sudah seminggu, aku tidak ingat dengan jelas." jawab Lisa dengan jujur.

"Bodoh! Selama seminggu ini kau selalu bersama Jennie, bukan?" tanya Bobby lagi.

Lisa mengangguk, ia tidak paham dengan semua ini, mengapa sahabatnya tiba-tiba bertanya hal seperti ini?

"Berarti aku benar, Chaeyoung lebih membutuhkanmu."

"Mengapa begitu?" tanya Lisa masih tidak paham.

Hanbin kembali dibuat kesal dengan pertanyaan bodoh Lisa. Dasar memang Lisa ini adalah kekasih yang sangat tidak peka, tapi---- mau peka bagaimana jika Lisa saja tidak pernah mencintai Rosé? Lisa tidak mencintai Rosé, sudah jelas juga Lisa tidak akan mungkin peduli pada Rosé.

"Biar aku jelaskan. Begini, sudah seminggu kau tidak menemuinya dan seminggu penuh kau gunakan untuk bersenang-senang dengan Jennie. Padahal kekasihmu adalah Chaeyoung, bukan Jennie----"

Kalimat Hanbin terhenti, karena Lisa sudah lebih dahulu menyelanya. "Ya karena yang aku cintai Jennie, bukan Chaeng." jawab Lisa membela diri.

"Aku tau, bodoh! Yang kau cintai memang Jennie." balas Hanbin.

"Tapi---- bagaimana pun juga dia kekasihmu, dia seharusnya yang lebih layak mendapatkan perhatianmu, waktumu, meski yang kau cintai Jennie. Dengarkan aku, Lisa, saat Bobby mengatakan bahwa Chaeyoung lebih membutuhkanmu itu benar, karena lusa kemarin June membatalkan janji denganku dan Bobby karena dia harus merawat Chaeyoung yang katanya sedang sakit." jelas Hanbin.

Sedangkan Bobby, lelaki itu diam menyimak.

"Sakit? Sakit apa? Paling hanya demam."

Kali ini justru Bobby yang kesal dengan Lisa. Hanya begitu jawaban dari Lisa? Gila! Apa yang sudah Jennie lakukan pada sahabatnya, sampai Lisa bisa menjadi seperti ini? "Kau gila, ya?! Memang hanya demam, tapi June mengatakan demamnya tinggi, bahkan sampai hari ini demamnya juga tidak kunjung turun."

"Lalu? Mengapa tidak bawa saja ke dokter? Bisa, kan? Mengapa harus mengadu padaku? Aku bukan dokter."

Bobby dan Hanbin menyerah. Lisa yang mereka kenal rasanya sudah pergi, Lisa yang mereka kenal tidak seperti ini. "Baiklah, aku menyerah, rasanya percuma telah mengatakan ini padamu. Mungkin apa yang kami katakan ini bukanlah suatu hal yang penting bagimu. Ya sudah sana, pergilah, temui Jennie-mu yang lebih dan lebih membutuhkanmu itu." ucap Hanbin menekankan pada kata 'lebih'.

Lisa mengangguk, kemudian ia hendak pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu, namun sebelum itu terjadi suara Bobby berhasil menghentikkan langkahnya. "Jika memang tidak mencintainya mengapa masih kau pertahankan? Lebih baik kau lepaskan, aku yakin banyak diluar sana yang ingin berada di posisimu, bisa menjadi kekasih Chaeyoung. Dia perempuan yang baik, tidak seharusnya dia terluka karena dia yang begitu mencintaimu."

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang