Tiga puluh tujuh

1.4K 231 87
                                    

Warning: part ini adalah part terpanjang yang pernah saya tulis, semoga kalian yang membaca tidak bosan.

Tolong jangan lupa untuk memberi vote, kalau bisa sebelum membaca kasih vote dulu sebagai bentuk penghargaan kalian pada saya untuk part yang panjang ini.

Rosé suka rainbow cake. Terutama bila Lisa yang memberinya. Seperti saat ini contohnya, Rosé tangah menikmati rainbow cake pemberian dari Lisa dengan Lisa yang duduk di sampingnya.

"Kau menyukainya?" tanya Lisa.

Rosé mengangguk antusias dengan mulutnya yang sibuk menguyah.

Lisa tersenyum samar melihat kekasihnya yang tengah sibuk melahap habis rainbow cake pemberiannya. Baginya saat ini Rosé sangat menggemaskan. Bagaimana tidak? Pipinya yang chubby semakin terlihat chubby karena mulutnya yang penuh dengan rainbow cake.

"Kau tau, kau seharusnya bisa dengan perlahan memakannya sembari menikmatinya, tidak perlu buru-buru seperti ini."

"Tidak bisa, Lisa. Ini sangat enak, aku harus segera menghabiskannya."

"Kau tidak mau membaginya padaku?"

Rosé menggeleng cepat. "Kau kan memberinya untukku, maka ini milikku sepenuhnya dan maaf aku tidak bisa membagi ini padamu."

Lisa tersenyum samar mendengar kalimat Rosé, tangannya bergerak mengacak-acak gemas rambut kekasihnya itu.

"Menggemaskan sekali sih kau ini."

"Ish, rambutku bisa kusut." omel Rosé.

Lisa yang mendengar itu justru terkekeh pelan.

Rosé yang sibuk merapikan rambutnya berhasil menarik perhatian Lisa. Mata Lisa sejak tadi tidak ada hentinya memperhatikan kekasihnya itu.

Pikir Lisa, mengapa Rosé bisa sangat terlihat cantik bahkan lebih cantik dari Jennie ketika kekasihnya itu tengah mengikat rambut dengan model ponytail? Ah, tidak! Jika seperti ini bisa-bisa Lisa akan terpesona dengan Rosé.

"Apa?" tanya Rosé yang sadar bahwa sejak tadi Lisa mengamatinya.

Lisa menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, tidak ada apa-apa." Lisa salah tingkah.

"Aku jelek ya? Aku tidak secantik Jennie bukan?"

Lisa kembali menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak Chaeng, tidak seperti itu."

"Lalu mengapa kau menatapku seperti itu? Aku pasti membosankan bukan? Dan juga menyedihkan. Aku tidak secantik Jennie, aku paham."

"Bukan. Aku menatapmu bukan karena kau jelek."

"Lalu?"

"Aku---- aku---- kau cantik Chaeng."

"Bohong. Mana mungkin aku cantik? Mana mungkin kau memujiku cantik?"

"Ya sudah, kau tidak cantik."

Rosé yang mendengar kalimat Lisa spontan memanyunkan bibirnya kesal.

"Ish, jangan begitu."

"Apa? Ini bibirku, terserah aku mau bagaimana."

"Jika kau terus begitu, jangan salahkan aku yang nantinya akan mencium bibirmu."

Rosé yang mendengar kalimat bodoh itu keluar dari bibir Lisa, spontan memukul keras bahu Lisa. Bagi Rosé, kalimat Lisa benar-benar bodoh dan terdengar sangat mesum.

Tapi---- benarkah yang dikatakan Lisa?

Lisa akan menciumnya? Ah, tidak mungkin, Lisa kan mencintai Jennie, jadi rasanya tidak mungkin Lisa akan mencium seseorang yang tidak dicintainya.

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang