Dua puluh lima

1.5K 189 24
                                    

Suara obrolan, canda, dan tawa mendominasi keadaan cafe malam itu. Jisoo bersama dengan Donghyuk dan juga Bobby tengah asyik bermain kartu UNO. June dan Rosé? Mereka berdua mempunyai dunia sendiri, kegemaran dalam bermain gitar adalah dunia mereka berdua.

Kini Donghyuk dan Jisoo memutuskan untuk mengisi perut mereka di salah satu cafe langganan mereka, kemudian ide jahil muncul dalam benak Donghyuk ketika ia teringat dengan apa kata June. Bobby menyukai Jisoo. Seperti itulah kalimat yang June katakan pada dirinya, maka dari itu Donghyuk segera mengabari Bobby untuk datang, ah tidak disangka lelaki itu benar-benar datang dan ini membuat Donghyuk cukup puas.

Ketiga manusia itu benar-benar asyik bermain, bahkan Donghyuk memberi peraturan dalam permainan mereka, yang kalah mendapat hukuman. Baiklah, Bobby rasa hari ini adalah hari yang buruk untuknya.

"Ayo Bob, kau kalah dan harus siap menerima hukuman."

Bobby mengangguk lesu. "Hm."

Jisoo yang melihat interaksi kedua sahabat ini terkekeh pelan, beruntung ia cukup pandai dalam bermain kartu UNO jadi kemungkinan untuk kalah sangat tidak mungkin.

"Hukuman untukmu adalah aku ingin kau jujur mengenai perasaanmu pada Jisoo."

Bobby dan Jisoo kompak menganga, Donghyuk yang melihat kekompakan keduanya justru memasang ekspresi geli.

"Bodoh!" umpat Bobby seraya melempar beberapa lembar tissue ke arah Donghyuk.

Jisoo yang duduk tepat di samping Donghyuk segera menjitak keras kepala sahabatnya itu tanpa ampun. "Jaga mulutmu, bodoh!"

Donghyuk meringis kesakitan, kemudian pandangannya tidak lepas dari Bobby. Ah, Donghyuk semakin mempercayai kalimat June, rupanya sahabatnya itu benar, Bobby memang menyimpan rasa pada Jisoo.

"Apa? Mengapa kau menatapku seperti itu? Kau tidak gay kan?" tanya Bobby ngeri.

Donghyuk terkekeh pelan, kemudian menyeruput segelas teh hangatnya. "Kau gila, jadi bagaimana? Kau benar-benar menyukai sahabatku?"

Jisoo mendelik tidak terima, ia menyubit perut Donghyuk tanpa ampun.

"Sial, sakit Kim Jisoo." ucapnya sembari menatap Jisoo. "Aku ingin memberi saran padamu, jika kau memang menyukainya dan ingin menjadi kekasihnya, lebih baik kau bersiap-siap. Kau tau mengapa? Dia memang cantik, tapi galak, dan juga menyebalkan. Berhati-hatilah."

"Kim Donghyuk! Jaga mulutmu atau kau pulang sendiri, aku tidak mau mengantarmu pulang."

"Lihat kan? Galak dan menyebalkan."

Bobby yang mendengar kalimat Donghyuk terkekeh geli, melihat Donghyuk dan Jisoo di hadapannya saat ini benar-benar menggemaskan.

Baru saja Bobby akan menanggapi kalimat Donghyuk, namun getaran ponselnya membuat lelaki itu mengurungkan niatnya. Panggilan itu dari Hanbin.

"Aku permisi sebentar? Ini dari Hanbin."

Donghyuk dan Jisoo kompak mengangguk, kemudian Bobby segera bangkit berdiri dari bangkunya dan menerima panggilan dari Hanbin.

"Kau menyebalkan, jaga bicaramu." maki Jisoo.

Donghyuk tersenyum miring. "Memang kenapa? Aku cuma bercanda Kim Jisoo."

"Oh ya? Benarkah hanya bercanda? Pasti ini semua gara-gara June, kalian berdua memang menyebalkan."

"Lagian, jika Bobby menyukai bagus kan? Memang kau tidak menyukainya? Dia lelaki yang baik, percaya padaku."

Jisoo memutar kedua bola matanya malas, kemudian menatap sahabatnya itu dengan tatapan bosannya. "Kau dan June memang sama. Tau mengapa? Sama-sama mempromosikan sahabat kalian padaku."

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang