Tiga puluh sembilan

1.2K 210 33
                                    

*Part ini adalah part panjang. Mohon kebijakannya untuk memberi vote dulu sebelum membaca, sebagai bentuk penghargaan kalian untuk saya.

Rosé baru saja selesai menjalani pemeriksaannya. Hasil pemeriksaan hari ini cukup membuat dirinya senang karena dokter yang mengatakan bahwa dirinya sudah lebih membaik dari kondisi sebelumnya.

"Kalian tadi dengar kan? Bahwa kondisiku sudah lebih baik dari sebelumnya?"

June yang mendorong kursi roda Rosé sempat berhenti beberapa saat dan kompak diikuti Jisoo dan Donghyuk yang menghentikan langkah kakinya.

"Ya, kami mendengarnya, lalu?" balas Donghyuk.

"Karena kondisiku lebih baik, maka aku boleh minta sesuatu ya dari kalian?"

Spontan June kembali menghentikkan langkahnya yang otamatis juga membuat kursi roda Rosé terhenti. "Memang kau ingin minta apa?"

"Tapi kalian harus berjanji dulu akan menepatinya."

Jisoo tersenyum samar, kemudian berjongkok di samping kursi roda Rosé. "Katakan dulu kau ingin apa dari kami."

"Aku ingin kita makan malam bersama."

"Kau hanya ingin itu?" tanya Jisoo.

"Ya, aku hanya ingin itu."

Donghyuk tersenyum tipis mendengar permintaan Rosé, karena bagi Donghyuk sendiri permintaan Rosé sudah biasa, apa dia tidak memiliki permintaan yang lain selain untuk makan malam bersama?

Donghyuk mengikuti Jisoo yang berjongkok di samping kursi roda Rosé. Bedanya, ia berjongkok di sebelah kiri dan Jisoo di sebelah kanan. June? Lelaki itu tetap berdiri di belakang.

"Kita sudah biasa makan malam bersama kan? Mengapa kau tidak minta sesuatu yang lain selain makan malam bersama?"

"Tidak. Aku hanya ingin makan malam bersama kalian."

"Mengapa? Jelaskan pada kami." tanya June yang akhirnya bersuara.

June juga merasakan apa yang dirasakan Jisoo dan Donghyuk. Penasaran. Penasaran mengapa Rosé tidak meminta hal yang lain? Mengapa justru makan malam bersama?

Rosé menghela napasnya pelan. "Aku merindukan kita yang dulu. Jujur saja, sangat merindukannya." ujar Rosé. "Kalian merasakannya atau tidak sih? Atau justru aku saja yang merasakannya bahwa belakangan ini kita jarang memiliki waktu berempa?"

Mendengar kalimat Rosé, spontan Donghyuk menatap Jisoo sesaat. Rosé yang menyadari tatapan Donghyuk pada Jisoo itu membuat Rosé yakin bahwa Donghyuk pasti menyalahkan Jisoo karena gadis itu yang sibuk menghabiskan waktunya dengan Bobby.

"Tidak, ini bukan sama sekali salah Jisoo."

Rosé menarik napas dalam kemudian kembali menghembuskannya.

"Selama ini kita jarang menghabiskan waktu bersama. Entah Donghyuk yang sibuk dengan game dan pekerjaannya, June yang sibuk membantu orang tua dan juga pekerjaannya, dan Jisoo yang sibuk dengan Bobby?" Rosé menghembuskan napasnya pelan sebelum kembali melanjutkan kalimatnya. "Maksudku, kita tidak pernah benar-benar mempunyai waktu berempat lagi. Pasti ada salah satu di antara kita yang tidak ikut berkumpul atau bahkan jika ada kesempatan untuk berkumpul berempat seperti biasanya pasti Bobby dan Hanbin ikut bukan?"

"Bukannya aku tidak suka dengan kehadiran Bobby dan Hanbin. Aku suka mereka ikut berkumpul dengan kita. Mereka berdua menyenangkan, humoris, dan seru. Tapi---- aku jadi jarang menikmati waktu bersama kalian bertiga. Apakah kalian juga merasakan apa yang kurasakan? Atau hanya aku yang merasakannya?"

June, Jisoo, dan Donghyuk kompak terdiam satu sama lain. Kalimat Rosé rasanya berhasil menjadi beban pikiran mereka. Karena memang pada dasarnya apa yang dikatakan Rosé adalah fakta.

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang