Suara dehaman seseorang membuat keempat orang yang berada di ruangan itu segera menoleh ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya Rosé ketika mengetahui suara dehaman itu adalah milik Lisa. Jadi---- Sejak kapan Lisa berdiri di sana? Sejak kapan Lisa bersandar pada pintu kamar Rosé? Dan itu berarti---- Lisa mendengar semua pembicaraan Rosé dan ketiga sahabatnya?
"Sudah puas membicarakanku dengan Jennie?" tanya Lisa yang kemudian melangkah mendekati Rosé dan ketiga sahabatnya itu.
"Sejak kapan kau berdiri di sana?" tanya Jisoo heran.
Lisa mengangkat kedua alisnya. "Entah, aku sendiri juga tidak tau."
"Dasar memang iblis, tiba-tiba saja sudah berdiri di ambang pintu, mendapat kekuatan dari wanita pujaanmu itu ya? Siapa namanya? Jennie si iblis?"
Lisa menghembuskan napasnya panjang, berusaha untuk tidak terpancing dengan kalimat June yang baginya begitu menyebalkan. "Hanya Jennie, tidak ada iblisnya."
"Oh begitu, kupikir ada tambahan iblisnya." balas June dengan wajah sinisnya, yang kemudian disertai kekehan kecil Donghyuk.
"Mengapa kau datang Lisa? Ada keperluan apa?" tanya Rosé
"Memangnya aku tidak boleh datang hm? Aku ini kekasihmu."
June menatap sinis ke arah Lisa. Entah mengapa ia tidak menyukai kalimat Lisa. Bagi June, kalimat Lisa benar-benar menjijikan. "Sudah bosan dengan iblismu? Iya? Maka dari itu kau kemari, begitukah?"
"June, jaga mulutmu." ujar Rosé.
"Bukankah kau tadi bersama jalangmu? Mengapa sekarang justru berada di sini?" Kini Donghyuk yang angkat bicara.
Rosé menghembuskan napasnya kasar, ia benar-benar tidak menyukai kalimat yang keluar dari kedua sahabatnya ini. Bagi Rosé, kalimat June dan Donghyuk tidak pantas mereka katakan untuk Jennie, itu sama saja merendahkan Jennie.
"Dia bukan jalang, dia juga bukan iblis. Dia Jennie."
"Ya kau benar, dia Jennie, Jennie si jalang yang ternyata juga iblis." tanggap June cepat.
"Chaeng, bisakah ajari kedua sahabatmu ini untuk berbicara yang benar? Kalimat mereka berdua bahkan juga seperti iblis."
June yang mendengar Lisa justru terkekeh pelan. "Ah, tolong juga ajari kekasihmu itu Chaeng, untuk dapat memperlakukan kekasihnya dengan baik, tidak menyakiti kekasihnya, juga tidak berkhianat pada kekasihnya. Bukankah itu menyakitkan Chaeng?"
"Bisakah kalian berhenti berdebat?" tanya Jisoo yang mulai muak mendengar Lisa dan June yang saling menyindir.
"Lebih baik kau pulang, temani iblismu sebelum ia mengamuk dan menyalahkan sahabatku."
Lisa berdecak. Jujur saja, Lisa juga mulai kesal dengan June. Lelaki ini benar-benar menyebalkan, Donghyuk juga menyebalkan, namun tidak semenyebalkan June. Bagaimana bisa Hanbin dan Bobby betah bersahabat dengannya? Bagaiman bisa Rosé mempunyai sahabat seperti June?
"Kau mengusirku? Bahkan kekasihku saja tidak mengusirku."
Kini giliran Donghyuk yang tertawa dengan sinis dan karena hal itu, June pun juga ikut tertawa bersama Donghyuk. Rupanya June dan Donghyuk mempunyai pemikiran yang sama.
"Apanya yang lucu? Kalian berdua gila? Bagaimana bisa kau memiliki sahabat seperti mereka, Chaeng?"
"Hei bodoh, kau yang gila. Tau mengapa?"
Lisa menggeleng, karena ia memang tidak mengetahui apa yang dimaksud Donghyuk.
"Di saat seperti ini kau menyebut sahabatku sebagai kekasihmu, apa kau sehat? Kau tidak mencintainya, kau jauh lebih mencintai Jennie, mengapa tidak berkencan saja dengan Jennie? Mengapa harus dengan Chaeng yang tidak kau cintai? Bahkan, kau menyebutnya kekasih? Jangan bodoh, Manoban. " ujar Donghyuk masih dengan tawa sinisnya.