Dua belas

1.7K 215 28
                                    

Lisa sejak tadi tidak bisa tenang, gadis itu mondar-mandir tidak jelas lantaran ia bingung harus memberi alasan apa lagi ke Jennie. Apa yang harus ia katakan pada Jennie?

Jennie terlalu pintar untuk dibodohi, berbeda sekali dengan Rosé yang mudah dibodohi Lisa. Jika Lisa tidak pandai mencari alasan, habis sudah hidupnya karena pasti Jennie akan marah besar padanya dan perlu setidaknya waktu seminggu untuk membuat gadis yang dicintainya itu berhenti kesal dengan dirinya.

Lisa takut dengan Jennie? Tentu saja tidak. Itu sama sekali bukan Lisa. Lisa hanya takut dengan Jennie jika gadis itu marah padanya dan enggan berbicara pada Lisa, dan itu selalu berdurasi selama satu minggu penuh. Bisa sangat hampa hidup Lisa jika gadis yang dicintainya itu tidak mau diajak bertemu, diajak jalan, dan juga diajak bicara.

Rasanya seperti mati rasa, seperti kehilangan Jennie selama bertahun-tahun lamanya. Lisa tau bahwa ini sangat berlebihan, tapi rasa cintanya pada Jennie benar-benar terlalu besar, dan ia tidak akan sanggup jika harus berjauhan dengan Jennie.

Dan kini Lisa mulai panik saat ponselnya bergetar. Benar, Jennie meneleponnya. Lisa ragu untuk mengangkatnya, karena sekali lagi mengingatkan, bahwa Jennie sangatlah tidak mudah untuk dibohongi. Jennie bukan Rosé. Satu kali saja Lisa salah ucap, habis hidupnya.

Sial! Jennie tidak ada hentinya menelepon Lisa. Lisa harus cepat ambil tindakan, karena jika tidak, justru Jennie akan menaruh curiga pada dirinya. Ya, Lisa memutuskan untuk mengirim pesan untuk Jennie.

Lalisa Manoban: Maaf sayang, aku sedang tidak bisa menerima teleponmu

Tidak ada satu menit berlalu, Jennie sudah membalas pesan tersebut.

Jennie Kim: Mengapa?

Baru saja Lisa akan membalasnya, namun ponselnya bergetar terus-menerus. Jennie tidak ada hentinya mengirim pesan untuknya, dan karena hal ini tentu saja membuat Lisa semakin tidak bisa tenang

Jennie Kim: Memang kau sedang dimana? Dengan siapa? Apa yang kau lakukan?

Jennie Kim: Bahkan kau sudah berjanji padaku untuk menemuiku pukul enam

Jennie Kim: Dan bisakah kau lihat pukul berapa sekarang?

Jennie Kim: Kau menipuku Lisa?

Jennie Kim: Apa salahku?

Jennie Kim: Mengapa kau tega melakukannya?

Jennie Kim: Jawab aku, Lisa!

Lisa yang membaca pesan bertubi-tubi dari Jennie itu segera mengusap wajahnya kasar. Ah tidak, ia tidak boleh lama untuk membalasnya, karena jika itu terjadi maka Jennie akan berpikir yang buruk tentangnya.

Lalisa Manoban: Maafkan aku, J. Aku memang tadi berjanji padamu

Lalisa Manoban: Dan maaf karena tidak bisa menepatinya

Jennie Kim: Mengapa kau tidak bisa menepatinya?

Lalisa Manoban: Aku harus pulang, karena sepupuku akan segera tiba

Ah, semoga saja Jennie percaya dengan alasan konyolnya.

Jennie Kim: Sepupu siapa? Kau bahkan tidak memberitahuku soal ini

Lalisa Manoban: Pokoknya ada, maaf tidak memberitahumu, aku lupa

Jennie Kim: Kau sedang tidak membohongiku, kan? Kau tidak sedang bersama kekasihmu yang lumpuh itu, kan?

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang