Tiga puluh delapan

1.3K 189 41
                                    

Warning: bagi yang nggak suka sama cerita ini ataupun udah banyak yang bosen sama cerita ini, ya udah nggak usah dilanjutin buat baca.

Jujur aja, saya merasa terganggu dengan komentar-komentar kalian yang mengeluh dengan jalan cerita ini.

Dari awal sudah saya peringatkan, cerita ini hampir sepenuhnya sedih dan jarang sekali ada bahagianya. Jadi tolong pengertiannya untuk tidak memberikan komentar yang dapat membuat saya tersinggung.

7 bulan kemudian

Aroma secangkir kopi memenuhi indra penciuman Rosé, tidak, bukan dia yang mengonsumsi kopi tersebut, tapi---- June. June saat ini bersama Donghyuk sedang berada di apartement Rosé. Kedua sahabatnya itu sedang sibuk bermain game bersama, sedangkan Rosé, gadis itu sibuk memainkan gitarnya.

Mungkin jika Jisoo berada di antara mereka, pasti mereka berempat sudah bermain kartu atau bahkan menonton film bersama. Namun, gadis bermarga Kim itu saat ini sedang tidak bisa berkumpul bersama ketiga sahabatnya yang sangat dicintainya itu.

Semenjak kejadian tujuh bulan lalu, tepatnya hari di mana Donghyuk berulang tahun dan mengadakan makan malam bersama, ketika semua telah selesai dan pulang, Bobby mengantar Jisoo untuk kembali ke rumahnya dan tepat pada malam itu juga Bobby menyatakan perasaannya pada Jisoo.

Jisoo menolak? Tentu saja tidak. Jisoo tidak ada alasan untuk menolak cinta Bobby karena pada dasarnya pun Jisoo juga telah mencintai Bobby. Jadi tepat pada malam itu, keduanya resmi menjadi sepasang kekasih.

Dan karena hal itu, Jisoo jadi sangat sibuk dengan Bobby. Jisoo menjadi lebih sering menghabiskan waktunya bersama Bobby, tapi itu wajar bukan karena mereka adalah sepasang kekasih? Namun, meski begitu Jisoo tidak pernah sekalipun melupakan ketiga sahabatnya, khususnya Rosé.

Jisoo tetap orang yang sama yang akan selalu peduli pada Rosé. Jisoo tetap orang yang sama yang akan selalu ada untuk Rosé. Dan Jisoo juga akan tetap menjadi orang pertama yang akan membalas perbuatan jahat seseorang yang telah melukai Rosé.

Jisoo selalu mencintai ketiga sahabatnya, tidak pernah ada kata lelah bahkan berhenti untuk mencintai ketiga sahabatnya itu. Bagi Jisoo pribadi, ketiga sahabatnya bukan lagi sahabat, tapi mereka adalah keluarga untuk Jisoo.

Sebagai contoh, saat ini Jisoo sedang terburu-buru untuk sampai di apartement Rosé setelah ia baru saja selesai makan siang dengan Bobby. Jisoo sudah berjanji pada ketiga sahabatnya bahwa hari ini dirinya akan datang.

"Chaeng----" ucap Jisoo dengan napas terengah-engah begitu dirinya sampai dan melihat ketiga sahabatnya itu sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Rosé yang melihat kedatangan Jisoo spontan meletakkan gitarnya, kemudian menatap sahabatnya itu dengan kerutan di keningnya.

"Maaf---- aku---- terlambat." sambung Jisoo masih dengan napasnya yang terengah-engah dikarenakan dia yang berlari dari loby untuk sampai di kamar Rosé.

June dan Donghyuk yang semula juga sibuk dengan ponselnya ikut mengalihkan pandangannya dan menatap kekasih Bobby itu.

"Kau ini kenapa?" tanya Donghyuk heran.

"Kau selesai marathon dengan Bobby ya?" sambung June ikut bertanya.

Jisoo menggeleng, kemudian beralih duduk di samping Rosé dan meneguk segelas lemon tea milik Donghyuk.

"Pelan-pelan, Kim Jisoo." ujar Rosé yang melihat Jisoo bersemangat menghabiskan lemon tea itu dalam sekejap.

June terkekeh pelan. "Dia sepertinya semakin rakus ya semenjak dengan Bobby."

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang