🍭Jalan-Jalan Malam🎢

12.1K 866 104
                                    

Dua tahun kemudian...

Malam minggu liburan terakhir, Rahil mengajak ketiga anaknya, Ayip, Bianca dan Zefa jalan-jalan malam. Mia, istrinya menolak ikut. Kepalanya sedikit pusing.

Akhirnya mereka berangkat berempat setelah makan malam.

"Kita mau kemana, Pa?" Tanya Bianca yang duduk di depan.

"BNS."

"Asyiiik!" Seru Zefa.

"Mampir ke alun-alunnya dulu ya?" Pinta Bianca.

"Beli apa, Mbak?" Tanya Rahil kalem. Ia tahu betul yang dimau putrinya itu.

"Sosis bakar."

Rahil tersenyum karena tebakannya betul.

"Boleh ya, Pa?" Pinta Bianca lagi.

"Ya sudah." Rahil mengangguk. Ia menoleh ke belakang sejenak. "Mas Ayip mau apa?"

"Lihat nanti aja, Pa." Jawab Ayip.

"Mbak nih banyak makan. Nanti bulet loh." Tegur Zefa.

"Apa sih?" Bibir Bianca mengerucut. "Sosis bakar enak tahu!"

"Bulet ya tinggal digoreng dijual dadakan." Sahut Rahil.

Ayip yang mendengarnya terkekeh kecil. Ia ingat itu jargon penjual tahu bulat yang khas.

"Nanti nggak kuat lari lho." Omel Zefa lagi.

"Papaaa!" Protes Bianca.

Rahil terkekeh. "Selama Mbak imbangi dengan olah raga sih, Papa nggak akan batasin. Asal jangan berlebihan. Mbak Bianca juga belum perlu diet. Diet sembarangan juga nggak sehat. Nanti sakit kayak Mama dulu."

"Kasihan ya, Mama?" Gumam Bianca. Wajahnya berubah sendu setiap mengingat yang pernah terjadi pada Mamanya.

"Makanya, mulutmu harimaumu. Jarimu juga harimaumu. Bijaklah dalam bertutur. Jangan menyakiti orang lain." Nasehat Rahil. "Sepele menurut kita belum tentu sepele menurut orang lain. Vous comprenez? (Kalian mengerti)"

"Oui, je comprends, Papa. ( ya, kami mengerti, Papa)" jawab ketiganya serempak.

Bersama keluarga Bianca, secara otomatis Ayip akan belajar bicara bahasa Perancis juga karena sejak kecil kadang-kadang Bianca terutama Abhi dan Garin, sepupu kembarnya suka nyeletuk bahasa itu. Sedikitnya ia mengerti.

"Dan ingat ya, Papa kasih kalian hape bukan buat gaya-gayaan. Hape buat komunikasi dan belajar. Dilarang punya media sosial apapun kecuali itu urusan kelas dan ada guru yang mengawasi. Dilarang punya grup tanpa ada guru disana. Paham?"

"Paham." Jawab ketiganya kembali.

"Lihat kan sekarang banyak yang stres ketagihan game sampai masuk rumah sakit dan nggak bisa sekolah."

"Iya. Ngeri ih." Bianca bergidik.

Akhirnya tanpa terasa mereka sampai di alun-alun kota Batu. Rahil agak kesulitan menemukan tempat parkir karena penuh.

Ayip dan Zefa berjalan di depan Rahil yang menggandeng Bianca.

"Beli yang penjualnya dekat sama jual minuman biar cepat." Suruh Rahil.

Mereka berempat berjalan membelah lautan manusia yang memenuhi alun-alun. Dan untuk menuju tempat yang dimaksud Rahil, mereka harus menuju lebih ke dalam.

Dan antri.

Begitu mendapatkan semua yang diinginkan, mereka segera lanjut ke Batu Night Spectacular atau BNS.

Lovely BiancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang