🍭 Ketua OSIS Baru 🎓

8.7K 837 125
                                    

Selama seminggu, sekolah Bianca menyelenggarakan kampanye pemilihan ketua dan wakil OSIS yang baru dan Abhi menjadi salah satu kandidatnya. Hari ini puncak semuanya yaitu hari pemilihan yang dibuat menyerupai pemilihan presiden. Kata kepala sekolah juga sebagai ajang latihan untuk menghadapi pemilu yang sebenarnya.

Pertama kalinya untuk Bianca, Zefa dan Ayip, membuat ketiganya deg-degan sembari mengucap doa agar Abhi menang. Bahkan tangan Bianca dan Zefa gemetar saat mencoblos kertas berisi para kandidat pemimpin OSIS.

"Ih, aku takut. Aku deg-degan," kata Bianca sambil melingkarkan lengannya pada lengan Adiknya.

Zefa mengangguk. "Aku juga."

Saat ini sudah memasuki penghitungan suara. Sejauh ini Abhi masih unggul.

"Mas Abhi yang menang?" tanya Garin pada dirinya sendiri. Ia tengah melingkarkan lengannya pada Bianca sehingga membuat mereka bertiga saling terkait.

"Mas Abhi hebat." Bianca mengangguk.

"Tapi kalau jadi Ketua OSIS, fansnya tambah banyak!" gerutu Flo yang ada di samping Garin.

"Nggak ngaruh buat Mas Abhi," sahut Caca kalem. Lalu menoleh pada Garin. "Eh, tapi kalau tiba-tiba punya pacar gimana, Mbak?"

Garin menggoyangkan tangan dan jari telunjuknya. "C'est impossible. Impossible, you know. Nanti nggak boleh pulang sama Mama. (Itu nggak mungkin)"

Tak lama kemudian terdengar pengumuman bahwa yang menjadi ketua OSIS yang baru adalah Abhi dengan wakil dari kelas sebelah.

Karena dilarang memegang hape selama jam aktif sekolah, sehingga para siswa tak ada yang bisa mengabadikan setiap momentnya kecuali dari pihak sekolah.

Semua saudara-saudara juga Caca dan Flo hanya bisa mengucap syukur sambil memeluk satu sama lain.

🍦🍦🍦

Lepas dari urusan Bianca, Shabbir senang Abhi menggantikan dirinya sebagai ketua OSIS yang baru. Selama ini juga kandidat terkuat terutama di kalangan para siswi. Seorang Karim Abhibuti Antarikshe Pradipa memang memiliki paket lengkap untuk menjadi idola lokal melebihi BTS. Program-program yang dikampanyekannya memang luar biasa.

"Selamat ya," ucap Shabbir sekali lagi dengan tulus. Acara sudah selesai satu jam yang lalu.

Abhi memberikan senyum langkanya dan balas menjabat tangan Shabbir.

"Semoga bisa menjadikan sekolah ini lebih baik," kata Shabbir. "Nggak salah aku jagoin kamu dulu."

"Terima kasih."

"Aku tahu, walaupun kamu kalem bukan berarti kamu diam dan aku baru tahu bisa nakutin juga." Shabbir tersenyum lebar lalu pamit lebih dulu.

"Mas Abhiii, congratulations. I know you can! " seru Garin sambik memeluk kembarannya.

"Merci beaucoup, (terima kasih)" balas Abhi sambil tersenyum lebar. "Hey, calm down, Adek. Ini sekolah." Ia berusaha menjauhkan kembarannya yang masih berusaha memeluknya meluapkan rasa senangnya.

"Oh, désolée. J'oublie. Too happy. Alhamdulillah, (maaf. Alu lupa)" kata Garin sambil nyengir.

Abhi menepuk kepala kembarannya lembut. "Let's go home," ajaknya.

Garin mengangguk. "Sudah boleh pulang?"

"Oui. Yang lain mana?" tanya Abhi. "Urusanku sudah selesai. (Ya)"

"Oke. Le go!" seru Garin sambil mengepalkan tangan ke atas.

Abhi terkekeh. Hal yang sangat dilakukannya di sekolah. "Memangnya Adek Bian ya bilang le go?"

Lovely BiancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang