🍭Abhi vs Krisna🏀

6.2K 686 21
                                    

Assalamu'alaikum semua...

Mengingat banyaknya plagiator yang mengatasnamakan terinspirasi, jika kawan-kawan berkenan mohon ikut berdoa membacakan Al Fatihah dan Ayat kursi bagi yang beragama islam dan doa-doa mohon dibukakan hati yang buruk agar kembali ke jalan Tuhan menurut agama masing-masing bagi yang beragama lain.

Dan buat kamu, siapapun itu terutama plagiator Bianca, atau kamu yang sudah atau ingin menggunakan karya orang lain untuk ceritamu sendiri, semoga kamu dibukakan pintu hatimu agar sadar dan kembali ke jalan yang benar. Aamiin Ya Rabb...

Sungguh ya, hal yang instan apalagi yang merugikan orang lain itu nggak akan membuatmu tenang. Saat ini kamu bodo amat, silahkan tapi jika kamu masih punya hati nurani, pasti tidak akan tenang.

Menulislah dengan cara yang benar. Tebar kebaikan katena kelak kebaikan pula yang akan kamu terima 😊

🙏🙏🙏

Pulang sekolah, Abhi meminta Grandpanya yang sudah menjemput menunggu sebentar karena ia akan bertanding dengan Krisna. Ia sengaja memilih jam pulang karena sudah banyak siswa yang pulang kecuali mereka yang menunggu jemputan dan ekskul. Ia juga sengaja ambil di hari lapangan basket tak digunakan.

Dengan tenang Abhi mendribble bola di pinggir lapangan sementara para supporter yang terdiri dari keluarganya menonton dengan cemas. Sepupu Bianca itu jago di semua cabang olah raga tapi lebih memilih bela diri.

"Mau pakai three points atau enggak tetep Krisna bakalan kalah," komentar Bianca. "Ck! Tetangga depan rumah Mas Abhi itu atlet basket duuuh..."

"Sudah gitu Mas Abhi lebih tinggi," sambung Garin. "Meskipun Krisna ikut ekskul basket tapi kan baru mulai...nekat dia."

"Kenapa Mas Abhi nggak mau ikut ekskul basket?" tanya Caca.

"Nggak suka rebutan bola," jawab Garin. "Padahal kalau diajak main di kompleks atau ke mana gitu sama Mas Galuh, suka jadi play maker. Tapi saat defense juga jago. Mas Galuh suka ngeluh kenapa nggak serius main basket aja."

"Mas Galuh siapa?" tanya Flo.

"Tetangga depan rumah," jawab Garin yang memperhatikan Abhi sudah di posisi defense.

"Mas Abhi tambah ganteng kalau serius gitu," celetuk Caca yang diangguki Flo.

Krisna mulai menyerang. Gerakannya cukup bagus tapi untuk melawan Abhi bukan hal gampang. Benar saja dengan mudah kembaran Garin bisa membalik keadaan. Langsung dengan three points.

"Siapa itu yang berani nantangin Abhi?" tiba-tiba terdengar suara Shabbir nyeletuk dari belakang Bianca.

Bianca dan yang lain menoleh.

"Kak Shabbir belum pulang?" tanya Zefa.

"Dipanggil guru. Ck! Cari mati. Dia paling jago satu sekolah kita. MVP sekolah aja kalah," terang Shabbir.

"Eh, Mas Abhi sehebat itu?" tanya Bianca.

Shabbir mengangguk. "Kata Pak Agra, muka datarnya itu nguntungin sehingga lawan sulit membaca. Kami tahu gara-gara pernah olah raga di hari dan jam yang sama. Bola ngegelinding di kakinya, dengan entengnya dia melempar ke ring dan masuk. Di luar area three points."

Dengan susah payah Krisna mencuri poin. Kesepakatan hanya sampai sepuluh poin dan sekarang Abhi sudah unggul delapan poin sedangkan dirinya baru tiga. Ketika akhirnya bisa mencuri three points, Abhi sudah menggenapkan skor menjadi sepuluh.

Krisna menunduk sambil memegang kedua lututnya, napasnya ngos-ngosan saat Abhi mendekat dan mengulurkan tangannya. Saat ia mendongak dan menatap bingung, dimulai dari Shabbir dan semua yang menonton mereka tepuk tangan. Tak ada yang memperhatikan sejak kapan pertandingan ala-ala mereka ditonton banyak orang.

Lovely BiancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang