🍭 Agustusan 🎊

7.2K 647 66
                                    

Seperti biasa, setiap memasuki bulan Agustus pasti banyak lomba dan berbagai event perayaan menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia tercinta. Tanpa terkecuali keluarga besar Rashad yang selalu membuat event sendiri. Awalnya hanya sebuah hiburan untuk para cucu yang masih balita akhirnya keterusan.

Hari ini Jum'at malam, keluarga Ai-Rene dan Rahil-Mia menginap di rumah Papa mereka. Pulang sekolah semua cucu langsung ke sana membuat suasana rumah seketika menjadi riuh dan berisik terutama Bianca dan Garin.

"Itu anak perempuan dua kok ngalah-ngalahin orang sekampung sih?" komentar Rashad. "Padahal cuma main bola bekel."

Di sisi lain, Zefa dan Satya juga tak kalah berisiknya saat beradu kartu. Berbeda dengan Ayip dan Abhi yang asyik nonton film.

"Ini lombanya apa saja nih buat besok sama minggu?" tanya Rahil sambil mengernyit ke arah Bianca. "Mbak Bian, Mbak Garin...kecilin suaranya."

"Gyaaahahaha..." bukannya diam, Bianca justru tertawa saat bola Garin memantul terlalu tinggi lalu menoleh pada Papanya. "Apa, Papa?"

"Anak perempuan jangan teriak-teriak," tegur Rahil.

Bianca mengangguk tapi kemudian tertawa lagi saat tiba gilirannya dan bolanya juga memantul jauh.

"Perut kenyang ketawanya makin kencang. Anak siapa sih?" komentar Rahil.

"Anaknya Papa Rahil Rahman Satya Bhakti Aditya bin Rashad Dwi Aditya," jawab Bianca enteng.

Rahil yang gemas langsung mendekati putrinya dan memiting kepalanya membuat Bianca kembali tertawa. "Ampun nggak?"

"Ampun." Tapi Bianca tertawa.

"Papa!" tegur Mia. "Ini rapatnua gimana ih? Malah main sama anaknya."

Rahil meringis dan melepas putrinya.

"Kayak biasanya aja." Ai menjawab.

"Lomba masak buat mereka tuh," tunjuk Rashad pada cucu-cucunya.

"Mau!" sahut Abhi tiba-tiba.

"Apa, Mas?" tanya Garin.

"Lomba masak katanya," jawab Abhi.

"Mau, mau!" Garin dan Bianca mengangguk serempak.

"Buat nasi goreng ya?" usul Frannie. "Kan mereka bisa menghias juga."

"Sendiri-sendiri atau berkelompok?" tanya Zefa yang sudah berhenti main lempar kartu dan kemenangan di tangannya.

"Sendiri-sendiri saja," usul Rahil.

"Sepakat?" tanya Ai yang bertugas mencatat rincian lomba, hadiah dan lain sebagainya.

"Sepakat!" seru semua cucu tak terkecuali Ayip. Sejak diasuh keluarga Bianca, ia diajari memasak yang mudah seperti halnya Bianca dan Zefa sehingga dapur bukan barang aneh untuknya.

🍦🍦🍦

Untuk kategori olah raga tim, mereka melakukan badminton untuk para orang tua, yaitu Rahil-Mia lawan Ai-Rene, sedangkan anak-anak voli. Abhi dan kedua saudaranya melawan Bianca dan kedua saudaranya.

Mereka melakukannya di lapangan Rampal dan lomba pertama adalah voli anak-anak. Ayip yang tak terlalu jago dan Satya yang tak terlalu tinggi menjadi penyeimbang yang lain. Sering kali bola lolos dari keduanya.

Berkat kegigihan Bianca, Zefa dan Ayip yang lebih aktif olah raga membuat ketiganya menang. Walaupun mereka bersorak riang atas kemenangan itu tak lupa saling bersalaman sebagai simbol sportifitas dan fair play.

Setelah itu pertandingan badminton antar orang tua mereka. Seperti sebelumnya, Rashad menjadi wasit dan Frannie mendokumentasikan semuanya.

"Ayo, Mama bisa!" teriak Bianca saat melihat Mamanya sering kesulitan menangkis serangan Ai.

Lovely BiancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang