🍭 Naksir Apa? 💗

8.5K 827 179
                                    

Minggu sore, sepulang dari rumah Mbah Kung dan Mbah Uti Ayip, Bianca dan yang lain langsung ke rumah si kembar Abhi dan Garin.

Pagi harinya mereka semua sudah bertemu sebetulnya karena berenang bersama tapi setelahnya si kembar ke rumah Grandmérenya dan Bianca juga Zefa ikut Ayip pulang.

"Mama Ai, Mbak Garin sama Mas Abhi mana?" Tanya Bianca.

"Mama Ai, haus." pinta Zefa.

"Adek Zefa ambil sendiri. Ajak Mas Ayip juga. Ada salad buah di belakang." Suruh Ai. "Mas Satya ada di kamarnya. Nanti suruh turun ya?"

"Asyiiik!" Zefa nyengir sambil tepuk tangan. "Yuk, Mas Ayip kita ke dapur."

"Permisi Mama Ai." Ayip menunduk dan melewati Ai dengan gerakan khas Jawa apabila ada anak muda melewati yang lebih tua.

Ai mengangguk. "Mbak Garin kayaknya di ruang baca deh. Mas Abhi nggak tahu di mana."

"Aku ke sana dulu." Bianca pun pamit meninggalkan para orang tua.

Bianca berjalan menuju ruang baca yang dulunya adalah ruang bermain. Sampai di sana, pintunya tak terkunci. Terkuak sedikit dan Bianca memasukkan kepalanya untuk memastikan.

"Mas, menurut Mas Abhi gimana?" Terdengar suara Garin.

Hem? Jadi Mas Abhi juga ada? Batin Bianca senang.

"Hem?" tanya Abhi datar.

"Kak Shabbir naksir Adek tuh."

"Iya." Jawab Abhi pendek.

Bianca yang penasaran, masuk ke dalam diam-diam.

"Bilangin dong Kak Shabbirnya. Nanti ketahuan Grandpa atau Papa Rahil gimana coba?" pinta Garin.

"Iya. Nanti aku bilangin." Sahut Abhi.

"Naksir apa?" Bianca yang sudah di dekat si kembar, membuat keduanya menoleh kaget.

"Eh, Adek. Sini, sini." Garin menyuruh Bianca duduk di sebelahnya dengan senyuman lebar. "Sudah lama?"

Bianca menggeleng sambil duduk di sebelah Garin dan lamgsung dipeluk gemas sepupunya. "Barusan."

Di sana ada Abhi yang duduk di atas bean bag dengan buku di tangan. Saat Garin yang duduk di depannya mengajak bicara, Abhi masih mendengarkan sambil baca tapi begitu sepupunya datang, ia tutup dan tersenyum hangat.

"Ça va? (Apa kabar)" Tanya Abhi.

"Ça va bien, merci. Et toi? (Baik, terima kasih. Dan kamu)"

"Trés bien. (Sangat baik)" Abhi tersenyum.

"Naksir apa? Kenapa Kak Shabbir naksir?" tanya Bianca lagi dengan penasaran.

Mata hazel Abhi menatap dalam lalu tertunduk, ia mencari kalimat yang mudah dipahami sepupunya.

"Adek..." panggil Abhi.

"Iya?" Sahut Bianca.

"Adek, kemarin Caca kan bilang kalau naksir itu suka." Abhi mengulangi perkataan sahabat Bianca.

"Aku naksir Mas Abhi juga? Mbak Garin juga?" Tanya Bianca dengan wajah yang membuat Garin ingin mencubit gemas.

Abhi menggeleng. "Kalau itu sayang buat saudara. Ini suka yang pacar-pacaran gitu loh. Adek nggak boleh ya pacaran."

Bianca mengangguk mantap. "Iya. Papa juga bilang."

"C'est bien. (Bagus)" Garin menepuk lembut kepala sepupunya dengan sayang. "Adek suka nggak sama Kak Shabbir?"

Lovely BiancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang