XIII: Malecon

1.2K 122 0
                                    


Havana, Cuba

Sudah sekitar setengah jam Sindara dan Seungwoo berjalan menikmati kota tua dan lusuh. Hembusan angin laut yang mengikis cat-cat tembok bangunan tua menjadikannya klasik.

Seungwoo bagaikan komando bagi Sindara karena ia membimbing setiap jalan mereka. Seungwoo bilang ia sudah memelajari peta di sekitar casa atau penginapan mereka. Ia juga sudah sempat berkeliling kemarin.

Aramburu, Concordia, Padre Varela hingga akhirnya Malecon. Hamparan laut luas yang beradu. Ombak-ombak berkejaran hingga bertemu Malecon dan menyisakan buih-buih. Malecon, si pemecah ombak.

Langit tak lagi biru, melainkan oranye. Bagaikan lukisan dengan puluhan pasang mata penonton yang memandang penuh takjub di sepanjang Malecon. Matahari sebentar lagi tak menerangi Kuba, ia siap untuk pulang dan berganti bulan yang terang.

Sindara dan Seungwoo duduk di pinggiran pembatas antara darat dan laut bersama para pengunjung lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sindara dan Seungwoo duduk di pinggiran pembatas antara darat dan laut bersama para pengunjung lainnya. Mereka diam menikmati senja yang menyala terang, membuat tempatnya masing-masing sebagai kenangan yang indah dalam memori mereka.

Waktu seakan berhenti sejenak hanya untuk merasakan senja yang sendu dan syahdu. Mengagumi dan sesekali berkontemplasi. Mungkin itulah, ketika senja adalah waktu untuk merenung.

Tak banyak kata yang ingin diucapkan. Hanya senyuman dan genggaman tangan yang berbicara. Mata bersinar di bawah langit yang semakin gelap, beradu dengan bintang yang gemerlap di atas sana.

Sindara tiba-tiba tertawa kecil. Ia menyelipkan rambutnya yang tersapu angin di balik telinga, merapikannya. "Kenapa?" Tanya Seungwoo.

"It's funny, Honey." Seungwoo menaikkan alisnya menuntut untuk melanjutkan ceritanya.

"Dulu aku pernah berandai-andai, we enjoy sunset in Hankang river. But then, we get this Malecon." Ia terkekeh. Seungwoo tersenyum lebar.

"Kita mendapatkan yang lebih baik instead." Kata Seungwoo. Sindara mengangguk.

"Tadinya aku juga mau ngajak kamu ke sini, pas kamu tidur. Eh keduluan." Seungwoo tersenyum melihatkan barisan giginya yang rapi.

Seungwoo meraih tangan kiri Sindara, menggosoknya pelan untuk memberikan kehangatan. Langit sudah benar-benar gelap dan cahaya lampu sudah gemerlap.

 Langit sudah benar-benar gelap dan cahaya lampu sudah gemerlap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang