Brian berjalan dengan gusar menuju mobilnya. Ia menyetir dengan penuh amarah dan umpatan sesekali keluar dari mulutnya. Mobilnya tak berhenti di kantor tempatnya bekerja, melainkan di kantor milik Danis.Ia menunggu cukup lama sebelum resepsionis mengatakan bahwa Danis tidak berada di kantor, "apa? Rumah sakit?" Brian mengernyit tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
Bahkan ketika Brian menanyakan di rumah sakit mana tempatnya dirawat, mereka tidak bisa memberikan informasi itu.
Brian mendesah kesal. Ia kembali ke kantor dengan tangan kosong dan kecurigaan yang tak mendasar. Apa penyebabnya sampai ia dirawat di rumah sakit? Bukankah di sini korbannya itu Sindara?
¤¤¤
Sepanjang hari Brian tak dapat tenang bekerja padahal ia mengambil alih semua pekerjaan Sindara untuk diselesaikan.
"Hai, Bro." Sapa Lucas ketika Brian mengunjungi bengkel.
Brian hanya mengangkat tangannya dan berlalu ke ruang istirahat milik Lucas, membaringkan tubuhnya di sofa.
"Coffee, sir?" Tawar Lucas.
"No, thanks."
Lucas menggeleng-gelengkan kepalanya meminta Brian untuk tidak menolak kopi yang sudah dibawakannya, "cobain aja dulu."
Mau tak mau Brian akhirnya mengambil dan menyesapnya sedikit.
"Bigboss is not coming?" Tanya Lucas.
"Dia sakit."
"Ooh noo." Katakanlah reaksi Lucas sedikit berlebihan, tapi begitulah dia. "Sakit apa, by the way?"
"Cuma tidak enak badan."
"Haruskah aku menjenguknya? She's my boss, my leader. I should bring the good one."
"Oh, shut up, Lucas." Brian kembali menghempaskan tubuhnya ke sofa dan memijit keningnya yang sedikit pening.
"Why? Something bad happen?"
Brian tak menjawabnya.
¤¤¤
Malam hari, Mina dan Brian baru sampai di apartemen Sindara. Jalan yang memutar menyebabkan Brian begitu lama untuk sampai karena ia harus menjemput Mina terlebih dahulu.
Mina segera memeluk Sindara erat begitu masuk ke apartemennya. "Oh dear. Maaf, aku baru bisa datang." Ucapnya dengan nada menyesal.
Ia melepaskan pelukannya. "Harusnya kemarin aku menginap saja di sini. Harusnya kamu tidak perlu turun ke bawah. Kenapa kemarin kamu ikut ke bawah sih?"
Sindara tersenyum mendengar ocehan Mina yang seperti orang merengek. "Lah nyalahin aku?"
"Enggak, enggak. I'm sorry." Ucapnya lalu kembali menarik Sindara ke pelukannya.
Sindara tertawa kecil, lalu perhatiannya beralih kepada Brian yang berdiri di belakang Mina. Sindara tersenyum untuk meyakinkan Brian bahwa dia tidak apa-apa.
"Oh, kalian sudah datang?" Suara Seungwoo memecah keheningan yang sejenak terjadi. Ia keluar dari dapur dengan piring berisi buah-buahan yang telah ia kupas.
Seketika Mina melepaskan pelukannya, memandang takjub ke arah Seungwoo karena ini adalah pertama kali mereka bertemu. "Oh, terlalu tampan." Gumamnya.
"Annyeonghaseyo." Salam Seungwoo, ia membungkuk.
"Ne, annyeonghaseyo." Ujar Mina. Ia berjalan ke ruang tengah menghampiri Seungwoo, sedangkan Sindara masih berdiri di sana bersama Brian.
"Brian..." Lirihnya, ia menghambur ke pelukannya yang disambut hangat oleh Brian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC ✔️
Romance[FINISHED] Han Seungwoo x OC Cinta terkadang tak pernah semudah itu. Bagi Han Seungwoo, sang idola baru dan Sindara, seorang pengusaha, menjalani kehidupan cinta mereka yang terkadang melelahkan dan menyesakkan. "Han, aku selalu berdoa agar kau baha...