XLVII: Untitled

1.3K 109 24
                                    

Seungwoo berdiri dengan gugup. Berkali-kali mengatur nafasnya agar sedikit tenang. Sebelum pintu di buka, ia kembali bertanya kepada manajernya yang berdiri di dekatnya. "Sudah rapi, kan?"

Manajer hanya mengacungkan ibu jarinya dan tersenyum. Seungwoo ikut tersenyum. Dan pintu pun dibuka. Semua yang ada di dalam sudah berdiri menyambutnya.


 Semua yang ada di dalam sudah berdiri menyambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seungwoo, dengan senyum terbaiknya, melangkahkan kakinya mantap. Menyusuri altar pernikahan yang akan menghadapkannya kepada Tuhan. Hatinya telah siap, menghadap seutuhnya. Di ujung, pendeta sudah menunggu kehadiran Seungwoo.

Ia telah berdiri di ujung altar, menunggu Sindara datang yang sejak kemarin belum ditemuinya. Oh, hatinya berdegub kencang. Senyum sedari tadi menghiasi wajahnya. Menantikan sesuatu hal yang begitu membahagiakan.

Pintu kembali dibuka. Semuanya berdiri, menyambut Sindara. Seungwoo semakin tersenyum lebar, melihat Sindara berdiri di ujung sana, dengan gaun pengantinnya juga tudung yang menutupi wajahnya. Brian berdiri di samping Sindara, menghantarkannya kepada tangan Seungwoo yang kelak akan menuntun Sindara ke jalan kehidupan dalam ajaran kasih Tuhan.

Cantik. Sindara begitu cantik. Cantik yang benar-benar menguar dari dalam dirinya, cantik karena ia bahagia.

Seungwoo sampai berkaca-kaca begitu Sindara, dalam balutan baju pengantin putih itu semakin mendekat. Tahan, Seungwoo. Air mata rasanya sudah ingin menetes. Karena kebahagiaan ini, perasaan ini, yang baru pertama kali ia rasakan.

Sindara melangkah perlahan, melewati altar pernikahan, yang mendekatkan ia kepada Seungwoo yang telah menunggunya. Satu langkah, dua langkah. Sindara semakin jelas terlihat dalam tudungnya. Seungwoo dapat melihat senyum manis Sindara yang begitu tulus.

Keduanya saling tersenyum. Mata saling bicara betapa bahagianya mereka. Tangan sudah dalam genggaman. Pemberkatan dimulai, janji pun diucapkan.


I, Han Seungwoo, take you Sindara, to be my wife. I promise, to love and honor you. From this day forward, for better for worst, for richer for poorer, in sickness and in health, all the days of our life, until death do us part.


I, Sindara, take you Han Seungwoo, to be my husband. I promise, to love and honor you. From this day forward, for better for worst, for richer for poorer, in sickness and in health, all the days of our life, until death do us part.



Janji itu diucapkan dengan lancar, penuh ketulusan hingga keduanya sedikit meneteskan air mata. Dalam hati mengucap syukur, Tuhan masih mempertemukan mereka kembali. Mereka seolah benar-benar merasakan kasih Tuhan dalam pemberkatan itu. Tak hanya mereka, namun juga para keluarga dan kerabat yang hadir.

Mina, Brian, Lucas, dan Seungyoun, yang mengetahui bagaimana perjalanan mereka selama ini, begitu tersentuh hingga meneteskan air mata. Brian apalagi. Tidak menyangka akan melepas Sindara, yang ia rawat dari kecil. Dalam hati ia yakin, jika Seungwoo adalah yang terbaik yang diberikan Tuhan kepada Sindara.

Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang