XXVII: Here I am

817 98 5
                                    


Here I am,
when it’s though, turn around
I’ll protect you
I’ll always be behind you.
All of me, you can count on me for a while
Don’t worry because you have me
I’ll always be by your side everyday



Lagu Here I am mengalun merdu mengisi setiap sisi ruang kamar Sindara. Suara lembut Sindara terdengar lirih ikut menyanyikan lagu itu sembari tangannya menepuk pelan perutnya mengikuti irama lagu.

"It's papa's family song. Your uncles sing this song. So beautiful, right?"

We love your voice too
Tell me that you love me too

"Ya, we love papa voice too. We love him too, much more."

Let it be, even if time passes quickly
I want you to stay with me

"We also want papa to stay with us."

Sindara berganti posisi memiringkan tubuhnya sesuai anjuran dari dokter. Tangannya masih mengusap lembut little woo selagi bercerita tentang berbagai hal kepadanya. Sudah sekitar satu jam Sindara mendengarkan musik menemaninya berbaring agar tak bosan. Waktu menjadi begitu lambat ketika ia tak melakukan apapun.

Jam baru menunjukkan pukul 8 pagi. Sedang ia masih bangun seperti biasanya yaitu pukul 6 lebih. Setelah bangun ia hanya pergi ke kamar mandi. Lalu kembali ke tempat tidurnya begitu selesai.

"Morning, Noona." Suara ceria Lucas sedikit mengejutkannya. Ia tiba-tiba sudah masuk ke dalam kamarnya, memamerkan senyum lebarnya dan mengangkat kedua tangannya yg membawa kotak makanan tinggi-tinggi.

"You must learn how to say knock-knock."

Lucas hanya menyengir. "Next time." Ujarnya singkat lalu memosisikan dirinya di kursi kecil samping Sindara.

Ia membuka makanan dan menyiapkannya untuk Sindara. "Do you want me to feed you?"

Sindara duduk membetulkan posisinya dengan nyaman. "No, thanks."

Lucas dan Sindara makan bersama sembari menonton TV tayangan kartun yang tayang setiap pagi. Seumur-umur ketika dirinya dewasa, baru ini ia menonton TV acara kartun seperti ini. Berbeda dengan Sindara, Lucas terlihat sangat antusias mengikuti ceritanya. Terkadang berseloroh, ikut tertawa atau sekedar menirukan dialognya seakan-akan ia sudah pernah menontonnya ratusan kali.

"Emang masih kayak anak kecil." Gumam Sindara.

"If you know, Noona," Sindara sedikit terperanjat dengan sahutan Lucas. Dikiranya Lucas tidak mendengarnya, ternyata ia masih dengar. "Semua orang punya jiwa anak-anak inside them. And this is, baby Lucas watching TV."

Makanan yang dibawakan Lucas hampir muncrat. Sindara menahan tawanya. Ia menepuk-nepuk dadanya pelan karena tersedak.

"Wait, wait, wait." Lucas segera mengambilkan minum dan memberikannya ke Sindara. "Padahal tidak lucu, ngapain ketawa?" Omel Lucas. Sindara masih sempat-sempatnya meneruskan tawanya setelah minum.

Lucas menggelengkan kepalanya, "dasar receh."

"Udah." Ujar Sindara menyerahkan mangkuknya kepada Lucas, masih dengan menahan tawanya agar segera berhenti.

"So I have two babies inside me right now. Baby Woo and baby me?" Sindara kembali tertawa.

"Baby Woo? Is that the name?"

Sindara mengangguk, mengatur nafasnya agar tenang.

"Woo stands for?" Tanya Lucas.

"Papa's name for sure."

Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang