Hari-hari di Korea masihlah sama. Bangun, bekerja, tidur. Setelah beberapa minggu kepulangannya dari Kuba, Sindara dan Seungwoo mulai jarang bertemu. Seungwoo bilang mereka akan menyiapkan album baru. Latihan, rekaman, perform, masih menjadi rutinitasnya.Begitu juga dengan Sindara. Ia dan Brian baru saja kembali dari Indonesia setelah 3 hari tinggal di sana untuk mengecek pabrik furniture miliknya.
Mina tak lagi tinggal di apartemennya, meski terkadang ia masih suka tidur di apartemen Sindara. Dengan bantuan Brian, Mina akhirnya menemukan apart yang lebih dekat dengan tempatnya mengajar.
Project Sindara akan benar-benar selesai. Masih tersisa beberapa item saja yang belum terjual. Kini mereka sudah mulai merencanakan kunjungan ke panti asuhan yang berada di daerah Incheon.
Sejin berkali-kali datang ke kantor untuk ikut berdiskusi perihal dana yang akan disumbangkan dan juga rencana kegiatan di sana.
Sejin mengusulkan untuk memberi anak-anak semacam pelatihan untuk membuat marimong, sedangkan Lucas mengusulkan untuk membuat resin art, karena anak-anak bisa bermain dengan warna.
"Kalau begitu kenapa tidak dua-duanya saja?" Saran Sindara ketika mereka berkumpul di ruang rapat.
"Pertama, kita ajarkan anak-anak untuk membuat resin art. Lalu sembari menunggu resinnya kering, kita bisa ajak anak-anak untuk membuat gantungan marimong. Mereka bisa menggantungkan marimong di resin art mereka masing-masing atau memiliki keduanya secara terpisah."
"Yeoksi... Our bigboss. That's great. Saya setuju." Ucap Lucas. Ia menunjukkan jempolnya ke Sindara diam-diam.
Sejin mengangguk setuju. Ada perasaan lega diwajahnya. "Saya juga setuju."
Brian tersenyum melihat para rekannya lalu menulis sesuatu di bukunya.
"Brian, please." Ucap Sindara meminta Brian untuk membacakan agenda mereka nanti.
"Jadi, pagi kita sudah sampai. Kita membantu untuk menyiapkan sarapan anak-anak dan membersihkannya juga tentunya. Setelah sarapan, kita bermain membuat marimong dan resin art. Siangnya membantu menyiapkan makan siang. Ketika anak-anak tidur siang, kita istirahat. Sorenya bermain-main dengan anak-anak dan sebagian membantu pekerjaan rumah, seperti bersih-bersih." Jelas Brian.
Sindara mengangguk menyetujui itu. "Ok. Kita adakan satu bulan kemudian. Kalian berdua, tolong siapkan konsepnya dan bahan-bahannya, ya."
¤¤¤
Sore itu Sindara pulang dengan Brian karena paginya Brian datang menjemputnya. Lagu Havana terputar di radio mobil Brian. Havana, siapa lagi kalau bukan tentang Seungwoo. Tiba-tiba ia merindukannya.
Ia membuka ponselnya dan mulai mengirim beberapa pesan.
"Kenapa? Senyum-senyum gak jelas." Kata Brian tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.
"I miss him." Jawab Sindara.
"Perasaan beberapa hari yang lalu ketemu, udah kangen lagi?"
"Ya, biarin. Kan emang gitu kalau punya pacar. Makanya, ahjushi cari pacar." Goda Sindara. Ia terkekeh.
"I have one." Ucap Brian menaikkan nada suaranya.
Sindara hanya tersenyum seakan tak percaya, "kenalin aku ya, kapan-kapan." Itu karena berkali-kali Brian mengatakan kalau ia punya pacar, tapi selalu tak nampak orangnya.
"Ingat, pacarmu harus dapat restuku. Seperti Seungwoo yang mati-matian harus dapat restumu." Lanjut Sindara lalu ia tertawa.
Brian mengusap tengkuknya canggung dan melihat Sindara sekilas. Ada sedikit perasaan bersalah di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC ✔️
Romance[FINISHED] Han Seungwoo x OC Cinta terkadang tak pernah semudah itu. Bagi Han Seungwoo, sang idola baru dan Sindara, seorang pengusaha, menjalani kehidupan cinta mereka yang terkadang melelahkan dan menyesakkan. "Han, aku selalu berdoa agar kau baha...