XXXIX: The Magi

676 92 4
                                    

Days after grieving. Semuanya perlahan mulai membaik, baik Sindara maupun Seungwoo. Keduanya sudah tak banyak menangis dan sudah kepada tahap menerima semua yang telah terjadi kepada mereka. Meskipun demikian, belum membuat Sindara sepenuhnya healed. Ada saat-saat ketika ia masih melamun, kemudian tiba-tiba menangis kembali.

Suara lembut Seungwoo memenuhi kamar mandi, membacakan cerita untuk Sindara yang berendam di bathtub. Ia duduk di samping bathtub dan tangannya sibuk membalik lembaran buku yang dibacanya.

 Ia duduk di samping bathtub dan tangannya sibuk membalik lembaran buku yang dibacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Isn't it perfect, Jim? I hunted all over town to find it. You'll have to look at your watch a hundred times a day now. Give me your watch. I want to see how they look together."

Jim sat down and smiled.

"Della," said he, "let's put our Christmas gifts away and keep them a while. They're too nice to use now. I sold the watch to get the money to buy the combs. And now I think we should have our dinner."

The magi, as you know, were wise men-wonderfully wise men-who brought gifts to the newborn Christ-child.

Seungwoo tersenyum dan memandang Sindara sekilas sembari tangannya mengelus rambut Sindara sejenak. Lalu ia melanjutkan kembali ceritanya.

... Everywhere they are the wise ones. They are the magi.


Seungwoo menyelesaikan kalimat terakhir dari cerita itu. "The end. So sweet, isn't it?"

Ia menutup bukunya dan kembali menatap Sindara di sampingnya. Keduanya tersenyum. Tangannya mengelus kepala Sindara berkali-kali.

"Sudah berendamnya?" Tanya Seungwoo.

Sindara mengangguk dan bersiap untuk berdiri. Seungwoo lantas mengambilkan jubah mandi Sindara dan membantu memakaikannya di tubuhnya.

Mereka berdua kini sibuk di dapur, memasak makanan untuk sarapan mereka. Hanya makanan ringan yang tak membutuhkan waktu lama. Sup dan ikan sudah cukup untuk mereka.

"Hari ini ke dokter, kan?" Tanya Seungwoo di tengah makannya.

Sindara menggeleng. "Masih dua hari lagi." Seungwoo hanya mengangguk dan melanjutkan makannya.

Obrolan mereka terhenti dengan bunyi ponsel Seungwoo yang tergeletak di meja bar. Seungwoo hanya diam tak menghiraukannya.

"Kenapa tidak diangkat?" Sindara memeringatkannya.

Seungwoo menoleh sekilas ke meja bar lalu tersenyum ke Sindara, "tidak penting. Teruskan saja makannya."


¤¤¤


Sindara sedang duduk di kursi meja rias, mematut dirinya di depan cermin. Ia menoleh ke pintu begitu Seungwoo masuk.

"Han, aku jadi jelek, ya?" Tanya Sindara, wajahnya sedikit cemberut.

Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang