XVII: It hurts

986 114 0
                                    


Sindara memandang heran dengan bunga yang tergeletak begitu saja di depan kakinya. Seikat mawar merah yang masih segar. "Apa dari dia? Tapi semalam bertemu, kenapa tidak dikasih langsung?" Ia mengambil bunga itu dan hanya diletakkan di dekat rak sepatunya, lalu pergi.

Sindara pergi ke cafe terdekat. Ia membeli beberapa roti untuk sarapan sekalian jalan-jalan pagi dan menghirup udara segar.

"Sin-ssi?" Sindara menoleh ke sumber suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sin-ssi?" Sindara menoleh ke sumber suara. Dua orang laki-laki berdiri tak jauh darinya.

Sindara segera berdiri, melepas topinya dan menyapa mereka."Annyeonghaseyo."

Pemuda itu ikut membungkuk. "Ah, noona. Jangan terlalu formal." Ucap pria itu.

"Ah, ne." Sindara kembali duduk. "Kau, Lee Hangyul? Nam Dohyon? Benar, kan?" Susah payah Sindara mengingat nama mereka.

"Ne, majayo."

"Hyung, aku pesan dulu, ya." Hangyul mengangguk lalu Dohyon masuk ke dalam.

"Beli roti juga, noona?"

"Ya. Tiba-tiba malas masak. Pengen makan roti."

"Sama aku juga." Hangyul tertawa yang memerlihatkan taring kecilnya.

"Biasanya kau kan yang rajin masak di dorm?"

Hangyul tertawa, "pasti Seungwoo hyung yang mengatakannya." Sindara ikut tertawa dan mengangguk. "Apa yang dia bilang?"

Sindara mengerjap, "aku tidak boleh mengatakannya kepada siapa-siapa."

"Ah, kalian bersekongkol."

Tepat saat itu Dohyon kembali dengan paper bag di tangannya. "Udah dapat semua?" Tanya Hangyul.

Dohyon mengaruk kepalanya yang tidak gatal, membuat rambutnya sedikit berantakan di bagian belakang. "Sudah. Tapi yang rasa cokelat habis." Pipi Dohyon menurun karena sedih. Sindara menahan tawanya gemas.

"Dohyon-ah, kau mau yang cokelat?" Tanya Sindara.

Dohyon mengangguk antusias. "Seungwoo hyung juga mau yang cokelat."

Sindara mengernyit, "biasanya dia yang mint."

Sindara mengambil satu bungkus roti di dalam paper bagnya. "Maaf, aku yang menghabiskan cokelatnya. Sisa 5 aku ambil semua." Sindara tersenyum canggung. "Ini, ambil saja. Semuanya."

"Noona bagaimana?"

"Aku masih ada rasa lain. It's okay. Ambil saja. Makan dengan Seungwoo hyung."

Dohyon melihat Hangyul sebentar seolah meminta izin. Setelah Hangyul mengangguk, senyum Dohyon mengembang yang membuat pipinya membulat seperti mochi.

Ia mengambil bungkusan roti itu dari tangan Sindara. "Terima kasih, noona. Oh, ini satu, buat noona. Noona beli banyak pasti ingin makan itu juga, kan?"

Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang