Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC ✔️

XXX: XXX

"Morning, Han." Sapaan lembut Sindara membuka hari Seungwoo. Ia mengerjapkan matanya yang bengkak dengan susah akibat menangis semalam. Sindara tertawa. "Tidur lagi, Han. Matanya tidak mau melek."

Sesuai anjuran Sindara yang niatnya bercanda, Seungwoo kembali memejamkan matanya dan mengeratkan pelukannya kepada tubuh Sindara.

"Sudah bangun dari tadi?" Tanya Seungwoo yang masih terpejam.

"Iya. Sejam yang lalu."

Dahi Seungwoo berkerut. "What time is it now?"

"Jam 7."

"Terus selama itu kamu ngapain?"

"Diem, lihatin kamu tidur."

"Tidak bosan?"

"Tidak."

"Terus kalau lihatin aku tidur lagi, bosan tidak?"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Lucu."

"Apanya?"

"Kamu kalau tidur lucu."

"Am I?"

"Hm. Kayak bayi. Giant baby."

"Babynya tidak dicium?"

"Gak mau."

"Kenapa?"

"Aku maunya yang dicium sama baby."

"Tapi kalau babynya tidak mau lepasin bagaimana?"

"Aku paksa lepas."

"Jahat."

"Kamu nakal."

Seungwoo tertawa dan semakin menghilangkan matanya, "geli ah."

Sindara memukul dada Seungwoo pelan. "Kamu yang mulai."

"Han, let your tattoos breath." Bisik Sindara.

"Kenapa bisik-bisik?" Tanya Seungwoo yang ikut berbisik-bisik.

"Biar Little Woo tidak dengar."

"Memangnya kenapa kalau dengar? Tidak boleh?"

"Nanti kalau dia tiru-tiru bikin tato bagaimana?"

"Aku beliin stiker."

"Jangan."

"Yaudah. Aku larang nanti."

"Let them breath. Aku sudah lama tidak sentuh." Rengek Sindara.

"Shall we go to the room?"

"Nah."

Seungwoo akhirnya menurunkan sedikit kimono bagian pundaknya sehingga memperlihatkan tato di dadanya. Seketika Sindara tersenyum senang, jemarinya mengelus tato itu.

"Ya ampun, seseneng itu?" Tanya Seungwoo gemas ketika ia sedikit membuka matanya sebentar untuk melihat Sindara.

Sindara mengangguk. Tangannya bergerak mengikuti setiap lekuk huruf yang tertulis.

Seungwoo ikut tersenyum. Ia mencium kening Sindara lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Ayo mandi." Ucap Seungwoo.

"Masih pagi."

"Terus mau mandi kapan?"

"Jam delapan. Eh, setengah sembilan."

"Kan aku harus bikin sarapan. Nanti kalau mandinya kesiangan, sarapannya juga kesiangan."

"Gakpapa. Sekalian makan siang."