X1: Flash

1.2K 137 4
                                    


Pagi hari Seungwoo terbangun karena sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah jendela kamarnya. Ia menggerakkan kakinya perlahan. Tidak sesakit kemarin walau jalan masih sedikit tertatih. Ia lalu keluar ke ruang dapur untuk mengambil minum.

Seungwoo duduk di ruang tengah dan menyalakan TV. Satu per satu anak-anaknya mulai bangun. Mereka ikut duduk di samping Seungwoo. Bukan TV yang mereka lihat, melainkan Seungwoo, seolah menuntutnya untuk bercerita tentang kejadian semalam.

"Maaf, kalian pasti terkejut." Ucap Seungwoo. Ia mengusap tengkuknya.

"Kenapa hyung tidak bercerita?" Tanya Dongpyo yang menggamit lengan Seungwoo.

"Mian. Sangat sulit untuk diceritakan. Timingnya juga belum pas. Kalian tahu sendiri kan? Ini bukan waktu yang pas untuk...berkencan. Tapi... Yah, begitulah."

"Selama tidak ada yang tahu, bukan menjadi masalah kan?" Ucap Wooseok.

Seungwoo tersenyum. "Sekali lagi, maaf."

"Tidak apa-apa, hyung. Asal kau bahagia." Kata Seungyoun.

"Noona-ga ulleosseo." Lirih Junho. Lalu semuanya menatap Junho.

"Junho-ya, apa kau berbicara sendiri?" Tanya Hangyul.

"Ya, aku berbicara sendiri." Jawabnya dengan canggung.

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Seungwoo.

"Aku mendengarnya. Tapi aku diam saja. " Lalu ia menyengir. Seungwoo menepuk jidatnya dan tertawa.

¤¤¤

Pukul 10 pagi, Sindara, Sejin, Lucas, dan Brian sedang rapat di bengkel. Mereka mendiskusikan sample yang telah jadi setelah memelalui beberapa koreksi. Mereka semua setuju dengan sample itu untuk kemudian diproduksi dalam jumlah tertentu.

"Jumlah pre-order sudah mencapai 224 pcs pada detik terakhir ditutup." Terang Brian. "Mungkin kita produksi sekitar 500 pcs untuk 3 item itu."

"Oke. Kita keep pada angka itu dulu."

Setelah rapat, Sindara dan Brian segera pergi dari sana, meninggalkan Lucas dan sejin yang masih berbincang.

"Ngomong-ngomong, jumlah pre-order tadi, menurutmu sudah banyak atau masih sedikit?" Tanya Sejin kepada Lucas.

"Waah banyak sekali, boy. Dulu, ketika awal-awal project, jumlah pre-order paling cuma 25-50 pcs. Itu kalau kolaborasinya dengan mahasiswa. Tapi kalau kolabnya dengan seniman yang sudah punya nama, bisa tembus sampai 200pcs bahkan lebih." Jelas Lucas.

"Aaah. Semakin ke sini sudah semakin banyak ya?"

"Yesh. O, btw, kau sudah punya nama belum?" Lucas menaikkan satu alisnya, heran.

"Sudah. Lee Sejin."

"Oowh, boy." Lucas memegang kepalanya gemas. "Maksudku kau sudah terkenal atau belum?"

"Aah." Sejin sedikit berpikir sebelum akhirnya menjawab. "Aku kira, ya, lumayan. Ketika aku jual marimong pasti selalu sold out."

Lucas menjentikkan jarinya, "ya pantas saja, jumlah pre-ordermu banyak."

"But, what is marimong?"

Sejin tersenyum lalu meraih tasnya. Ia mengambil sesuatu dan memberikannya kepada Lucas. Marimong 10 biji.

"Haaahh banyak sekali."

Sejin terkekeh, "kau bisa gantungkan di tasmu, atau di kunci, atau di binder, atau di mana saja."

Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang