X: Cepat sembuh

1.1K 143 7
                                    


Sindara berdiri di depan apartment. Tangannya terangkat ragu untuk menekan bel. Ia menggenggam tangannya kuat sebelum akhirnya benar-benar menekannya.

Pintu terbuka. Sindara menyembunyikan tangannya yang bergetar di punggungnya.

"Halo." Sapa Sindara. Laki-laki yang membuka pintu sedikit kebingungan. "Saya staff dari agensi, disuruh ke sini karena katanya ada yang cidera."

"Aaahh..." Laki-laki itu kini tersenyum.

"Oh ya, silahkan masuk." Sindara masuk ke apartemen mengikutinya di belakang.

"Kaki Seungwoo hyung tiba-tiba sakit lagi. Dia di kamarnya istirahat." Jelasnya.

"Oh ya, siapa namamu?" Tanya Sindara.

"Saya Wooseok. Hoksi, anda staff baru?" Wooseok tersenyum canggung,  "soalnya rata-rata staff agensi tahu nama kita."

"Ah, maaf." Sindara membungkuk.

Begitu mereka memasuki ruang tengah, Sindara sedikit tercengang. Sekitar tujuh orang pemuda sedang berkumpul di sana. Sindara membungkuk menyapa mereka.

"Siapa hyung?" Tanya seorang di antaranya yang berambut curly. Sangat imut.

"Staff agensi. Dia membawakan obat untuk Seungwoo hyung. Hyeongjoon, kau antarkan ke kamarnya. Aku ke dapur sebentar."

"Ne, hyung."

Anak yang dipanggil Hyeongjoon itu segera bangkit dan menghampiri Sindara.

"Noona siapa namanya?" Tanyanya.

"Sindara."

"Sin?" Hangyul yang duduk diantara anak-anak lainnya itu menyahut dengan keras karena terkejut.

Yohan yang ada di sampingnya segera membekap mulut Hangyul, "jangan katakan shin ramyun lagi." Ancamnya.

Hangyul hanya tersenyum penuh arti di balik tangan Yohan. Padahal bukan itu maksud Hangyul. Ia menduga-duga bahwa itu adalah Sin yang dimaksud. Tapi ia sendiri belum yakin.

"Hanya Sindara?" Tanya Hyeongjoon lagi begitu mereka berjalan menuju kamar Seungwoo.

Sindara tersenyum. "Shin. Margaku Shin. Shin Dara." Hyeongjoon ikut tersenyum. "Nama yang cantik."

"Terima kasih."

Hyeongjoon mengetuk pintu kamar Seungwoo. "Hyung, kau ada tamu." Lalu membuka pintunya.

Seungwoo yang tertidur segera membuka matanya. Jelas ia terkejut melihat Sindara berdiri di ambang pintu dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan oleh Seungwoo. Khawatirkah? Atau marah?

"Jangan kaget, hyung. Dia staff agensi." Kata Hyeongjoon.

"Oh, ya." Hyeongjoon membantu Seungwoo untuk memperbaiki posisinya, ia menaruh bantal sebagai sandaran punggungnya.

Lagi-lagi Sindara tercekat ketika berjalan mendekati Seungwoo. Hyeongjoon menyiapkan kursi di samping tempat tidur Seungwoo.

"Duduk di sini, Noona."

"Terima kasih."

Sindara duduk. Sangat sulit baginya untuk menatap Seungwoo, sedang Seungwoo tak bisa melepaskan pandangannya dari Sindara. Ia menerka-menerka ekspresi apa di wajahnya dan apa yang akan Sindara katakan. Mengapa dia di sini? Keberanian dari mana?

Sindara meletakkan tasnya. Tangannya sedikit bergetar saat hendak membuka selimut yang menutupi kaki Seungwoo, sehingga Seungwoo harus membantunya untuk menyingkap selimut.

Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang