XXXIII: The Vow

839 104 4
                                    

Semalaman Sindara gelisah di kamarnya. Apa yang baru saja diucapkan Seungwoo begitu tepat mengenai hatinya. Apa aku terlalu kejam? Batin Sindara. Pasti Seungwoo sangat menahan perasaannya setelah Sindara dengan tega melepas cincin dari jarinya. Ia tentu kecewa dan marah, namun masih bersikap seperti biasanya, seolah tidak terjadi apa-apa.

Sindara lalu keluar dari kamar, berjalan ke ruang tengah. Seungwoo sudah tertidur lelap di sofa. Sindara memandangnya sejenak, lalu merapikan selimut yang membungkus tubuhnya.

Pandangannya berhenti pada jari manis Seungwoo di tangan kirinya. Lebih tepatnya, kepada cincin yang bertengger manis di jarinya. "Cantik." Gumam Sindara. Ia lalu kembali ke dalam kamarnya. Bergulat kembali dengan pikiran dan perasaannya.

¤¤¤

Seungwoo bangun dengan sedikit terperanjat. Ia memegangi kepalanya yang pusing begitu berdiri, akibat menangis semalam. Ia melihat jam dinding. "Jam setengah 8." Gumamnya. Ia segera ke kamar mandi membasuh muka. Lalu ke dapur, membuatkan susu untuk Sindara.

Ia mengetuk kamar Sindara dan masuk ke dalam. Sindara sudah duduk di meja riasnya. Seungwoo tersenyum tipis. Ia meletakkan susu di meja.

"Ayo mandi." Kata Seungwoo.

"Aku sudah mandi, Han."

Seungwoo mendekat dan Sindara tersenyum ke arahnya. Menatap matanya. Apa ini? Seolah-olah semalam tak terjadi apa-apa. Tak seperti kemarin yang bahkan Sindara sendiri tak berani memandangnya.

"Sendiri?" Tanya Seungwoo.

"Hm." Sindara mengangguk. "Tapi aku belum ganti baju." Sindara masih mengenakan jubah mandinya, rambutnya pun masih digulung biasa.

Seungwoo segera membuka lemari Sindara dan mengambilkannya pakaian. "Hari ini ke dokter." Ujar Sindara.

Seungwoo mengangguk mengerti dan mengambilkan baju yang layak. Ia berlutut di depan Sindara, menyamai tinggi badan mereka lalu membuka jubah mandi Sindara.

"Did you remember? The first time we met. At the hotel. You pulled out my robe."

Seungwoo memandang Sindara sejenak, "Ya, I did." Lalu ia kembali fokus memakaikan baju Sindara. "It's just you. Only you who did that to me."

"I'm sorry."

Sindara tersenyum kecut, "I didn't expect sorry."

Seungwoo mengancingkan baju Sindara hingga bawah, lalu sedikit mendongak dan menatapnya lekat-lekat. "What are you trying to say?" Seungwoo merasa ada yang aneh dengan Sindara.

Sindara diam, menjelajahi manik mata Seungwoo yang begitu dekat. "Mau ikut ke dokter?" Kalimat itu keluar mulus dari bibirnya. Untuk sejenak mereka hanya saling beradu pandang, saling mencari ketulusan di manik mata masing-masing. Hingga akhirnya Seungwoo mengangguk, "aku mandi dulu."

Sindara mengangguk, "terima kasih, Han."

Sindara duduk di ruang tengah sembari menunggu Seungwoo siap. Ia melihat kembali buku catatan perkembangannya selama periksa. Ia mendongak begitu melihat sepasang kaki di dekatnya. "Sudah?" Tanya Sindara dengan tersenyum.

"Sudah. Ayo." Seungwoo menjulurkan tangannya untuk menggandeng Sindara.

Sindara menyelipkan tangannya dalam genggaman Seungwoo. "Han."

"Ya." Ia menunduk menatap Sindara yang masih duduk.

"Cincinnya."

Seungwoo menaikkan alisnya, menatapnya bingung.

Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang