XXXI: Reminiscence

1.1K 102 8
                                    


Two years ago,

Incheon Airport, Incheon.

Siang hari ketika matahari sedang terik-teriknya, ketika panas sedang menyengat, tak menyurutkan para reporter dan fans yang berkumpul di bandara, menunggu para artis atau idola mereka yang hendak pergi.

Ketika idol telah datang, semuanya bagai semut mengerubungi gula. Para manajer dan bodyguard saling menjaga idolnya. Berulangkali berucap untuk membuat jalan dan menjauhkan kamera agar para idol bisa masuk dengan lancar.

Sindara berjalan bersama Brian mengekori gerombolan berbagai fans dan para reporter yang mengejar idolanya. Suasana masih kondusif, hanya saja sangat berisik dan sedikit macet.

Sindara mendengus, "paling tidak suka kalau kebarengan artis." Gerutunya.

Brian di sampingnya hanya tersenyum maklum, sembari sedikit berjinjit untuk melihat kondisi di depan karena jalannya menjadi macet dan mereka harus menunggu untuk bisa berjalan kembali.

Setelah melewati segala kerusuhan, akhirnya Sindara dan Brian sudah berada di dalam pesawat tujuan Manila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melewati segala kerusuhan, akhirnya Sindara dan Brian sudah berada di dalam pesawat tujuan Manila.

"Itu idol yang tadi di bandara." Kata Brian.

Sindara hanya menoleh sebentar, "oh. You know them?"

Brian mengangkat bahunya, "pernah datang dulu waktu mereka Busking."

Sindara hanya ber-oh ria.

Memang Brian adalah penggemar musik. Di usianya yang sudah menginjak akhir 30an, jiwanya masih muda sekali. Ia suka dengan band indie dan sesekali mengikuti acara busking di daerah tertentu. Tak memandang siapa senimannya, ia hanya melihatnya karena ia menyukai musik.

¤¤¤

Perjalanan yang ditempuh kurang lebih empat jam itu akhirnya sampai. Mereka berdua lantas pergi ke hotel yang sudah dipesannya jauh-jauh hari agar dapat mendapatkan kamar di tempat yang bagus sesuai keinginan Sindara, yaitu kamar paling pojok di setiap lorong. Alasannya, agar tenang dan tidak berisik. Padahal hotelnya pun sudah kedap suara.

"Jangan lupa besok acara lelangnya jam 10 siang. Sekitar jam 9 sudah harus siap." Ujar Brian sebelum berlalu dari kamar Sindara. Sindara dan Brian akan menginap selama tiga hari dua malam lalu kembali lagi ke Korea.

Paginya, jam setengah 7, Sindara sudah turun ke bawah untuk sarapan dan menemui Brian yang sudah menunggunya. Sarapan yang tak benar-benar sarapan. Mereka berdua masih sibuk membahas pekerjaan dan materi lelang kayu yang akan mereka datangi nanti.

"Let's get ebony board." Ujar Sindara lalu menyuapkan roti ke mulutnya.

Brian mengangguk-angguk menyetujui. "The size is nice." Lalu pandangannya beralih, melihat ke sekeliling restaurant. "Oh." Serunya.

Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang