Brian masih duduk terdiam di samping Sindara, menunggunya untuk sadar. Tangannya saling bertaut, menumpu kepalanya yang sesaat terasa berat, matanya terpejam merapalkan doa di dalam hatinya. Doa apa saja yang terlintas di kepalanya ia sampaikan agar hatinya menjadi tenang.Sampai ia merasa tangan lemah Sindara menyentuh tangannya. "Di mana?" Tanyanya lemah.
Brian mendongak, memegang tangan Sindara dengan kedua tangannya, menyakupnya erat, untuk sejenak ia berdoa.
"Sin," Brian melepas tautan tangannya, "listen carefully." Ia berhenti sebentar. "You have a little bun in the oven." Lanjutnya, ia berusaha tersenyum selagi mengatakannya kepada Sindara. Like a proud dad, even he's not.
Sindara menarik tangannya, menutup mulutnya karena terkejut. Buliran air mata menetes di ujung mata Sindara. Seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. Perasaannya begitu campur aduk. Senang, tapi juga takut.
"I have a baby?" Tanyanya nyaris berbisik.
"Ya. Selamat." Brian tersenyum kembali, benar-benar senyum yang tulus bahwa itu kabar yang baik untuk Sindara. Bagaimanapun itu adalah anugerah.
Sindara refleks menyentuh perut bawahnya, mengusapnya lembut. Hal pertama yang melintas di pikirannya adalah sosok Seungwoo.
Sindara menangis. Jauh di dalam hatinya ada perasaan aneh yang tidak diketahuinya pasti. Han... Han... Seungwoo... Dalam hatinya merapalkan nama itu berkali-kali.
Brian mengusap air mata Sindara, memegang tangannya erat seakan menguatkannya, "tell him." Ucapnya lembut.
Sindara menatap Brian, "how can I?"
"You must tell him. Let him know. He's the daddy." Kata Brian. Sindara menyeka air matanya yang basah dan diam tak menjawab.
¤¤¤
"Brian, aku ingin ke apartemen Mina." Ujar Sindara ketika mereka hendak pulang dari rumah sakit. Dan Brian menyetujui itu. Ya, Sindara pasti butuh teman berbicara mengenai masalah ini. Dan Mina mungkin teman yang tepat, alih-alih membahas hal itu dengan dirinya.
Brian belum memberitahu siapapun, termasuk Mina. Hanya mereka berdua yang tahu. Entah bagaimana reaksi Mina nanti jika dia tahu.
"Kamu masuk dulu. Aku jemput Mina di sekolah. Dia bilang baru selesai rapat." Ucap Brian membukakan pintu apartemen Mina. Ia menuntun Sindara hingga ke sofa dan membiarkannya istirahat.
Tak perlu waktu lama hingga Brian membawa Mina kembali. Ia sengaja tak ikut masuk, memberikan mereka waktu berdua agar lebih nyaman.
Mina tak memandang curiga, ia hanya seperti biasanya. Masuk ke dalam dan berteriak histeris begitu mendapati Sindara duduk tenang di sofanya. Menghambur ke dalam pelukannya dengan riang.
"Kamu katanya habis pingsan?" Tanya Mina begitu ia melepaskan pelukannya. "Kamu sakit apa?"
"I'm pregnant." Jawab Sindara yang matanya sudah berkaca-kaca, namun ia berusaha untuk tersenyum.
Ya, tentu saja Mina terkejut. Hal yang selama ini diwanti-wantinya ternyata telah terjadi. "Oh, dear." Mina memeluk Sindara yang seketika tangisannya pecah, membasahi pundak Mina.
Mina mengelus-elus punggung Sindara untuk menenangkannya. Dalam hatinya ia juga kalut, memikirkan bagaimana Sindara nanti.
"I don't know whether i'm happy or not. I just want to cry." Ucap Sindara di tengah tangisnya yang semakin kencang, meluapkan segala perasaannya.
"It's okay. It's okay."
¤¤¤
"Jadi, kau sudah memberi tahu Seungwoo? Atau belum?" Tanya Mina ketika mereka sudah di atas kasur bersiap untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC ✔️
Romance[FINISHED] Han Seungwoo x OC Cinta terkadang tak pernah semudah itu. Bagi Han Seungwoo, sang idola baru dan Sindara, seorang pengusaha, menjalani kehidupan cinta mereka yang terkadang melelahkan dan menyesakkan. "Han, aku selalu berdoa agar kau baha...