XLIV: Hurt Road

710 102 15
                                    

Seungwoo sedang berlari di treadmill ketika manajer datang ke apartemennya. Ia memberitahu jadwal Seungwoo pada hari itu yang masih saja sibuk seperti hari-hari biasanya. Apalagi ia sedang menyiapkan untuk penampilan teater musikalnya.

Manajer menunggu Seungwoo hingga ia selesai dengan dirinya untuk kemudian membawanya ke tempat bekerjanya. Hari ini Seungwoo akan shooting CF, dilanjutkan tampil di acara talk show dan malamnya berlatih untuk konser.

"Hyung. Mau sarapan dulu?" Tawar Seungwoo.

Manajer bertubuh besar itu tersenyum, "aku menunggu sarapan dari tadi."

Seungwoo terkekeh. Ia lalu ke dapur dan memasak makanan ringan untuk mereka. Ia mengambil kimchi di kulkas yang disiapkan oleh ibunya beberapa hari yang lalu.

"Seungsik kemarin kesini?" Tanya manajer.

"Hm. Dia tidur di sini dua hari. Katanya dia telfon hyung, tapi tidak kau angkat. So mean." Ia tertawa.

"Aniya. Kau tahu sendiri kan kemarin aku sakit sampai orang lain harus menggantikanku mengurus jadwalmu."

"Iya aku tahu. Makan dulu, hyung." Seungwoo mempersilahkan manajernya. Semua lauk sudah tertata di meja. Mereka makan sejenak sebelum memulai aktivitas mereka.

"Donasi yang panti asuhan itu sudah hyung bayarkan?"

Manajer mengangguk. "Sudah. Sesuai permintaanmu, atas nama Captain. Buktinya ada di tasku."

Seungwoo tersenyum puas. "Terima kasih, hyung."

Manajer lalu beralih menatap Seungwoo, "kenapa setiap donasi selalu menggunakan nama Captain? Sampai-sampai tidak ada reporter yang membuat berita kalau kau ikut donasi."

"Memangnya kenapa? Captain kan... Ya, nama panggilanku."

"Aniya, Seungwoo-ya. Orang-orang harus tahu kalau kau juga rajin berdonasi atas nama Han Seungwoo."

Seungwoo tersenyum, "memangnya itu penting?"

"Untuk artis itu penting. Bukan pamer, tapi memberi contoh dan menunjukkan rendah hatimu. Rasa bersyukurmu."

"Tapi aku lebih suka dengan nama Captain. Gwaenchanha." Seungwoo kembali tersenyum.


¤¤¤


Pagi hari sekali Seungwoo sedang menata pakaiannya di koper. Ia memasukkan baju, celana, coat, dan barang-barang lainnya yang ia perlukan. Akhir pekan besok sengaja ia mengosongkan jadwalnya untuk pergi menghadiri peletakan batu pertama panti asuhan tempat ia berdonasi.

Sengaja ia menyiapkan segala keperluannya sekarang karena hari ini ia akan full latihan di agensi dan besok pagi ia tinggal berangkat ke Jeju dengan manajernya. Setelah selesai menyiapkan keperluannya, ia segera pergi ke agensi sendiri tanpa diantar oleh manajernya karena ia akan mampir terlebih dahulu ke panti asuhan untuk menjemput Hangyul. Ia bilang ia sedang membantu ibunya di panti asuhan.

Seungwoo sampai di panti asuhan lalu ia duduk di taman, memandang ke sekeliling tempat itu. Seorang anak kecil menghampirinya, "ahjushi nuguseyo?"

Seungwoo sedikit terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba. Ia lekas tersenyum. "Ahjushi teman Hangyul hyung."

"Tapi, Hangyul hyung... " Anak itu terlihat kebingungan. Tangannya menunjuk ke dalam panti asuhan seolah ingin mengatakan jika Hangyul ada di dalam. Pandangannya berulang kali melihat Seungwoo dan panti asuhan secara bergantian.

"Hangyul hyung di dalam?" Tanya Seungwoo yang paham dengan maksud anak itu.

"Sebentar aku panggilkan." Anak itu lantas berlari masuk ke dalam.

Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang