Chapter 4✔

108K 6.3K 53
                                    

Berbagai hidangan tersaji di atas meja, beberapa pelayan berjaga sekaligus melayani

dengan baik, seragam putih bersih yang kontras dengan nuansa rumah yang begitu elegan dan

mewah. Angel menatap lukisan di dinding, sebuah foto yang membuat ia tertarik sejak

pertama kali menginjakkan kaki di rumah ini. Sebuah lukisan tentang masa depan. Hal-hal

yang dapat membuat segala hal menjadi mungkin.

"Kamu tertarik dengan new world? New technology?

Angel menatap Alex dengan tatapan terkejut, dia baru saja memikirkan tentang betapa

luar biasanya mereka memiliki tujuan dan mimpi yang sama. Wanita itu menunjukkan

ketertarikan yang luar biasa, hal yang jarang ia tunjukkan kepada siapapun. Alex menarik

nafas panjang, tersenyum kecil.

"Sebenarnya, bertemu denganmu adalah sebuah kebetulan

yang sangat aku harapkan, meski dengan keadaan yang tak terduga. Aku diam dan

memperhatikan apakah itu memang benar Dia, atau orang lain yang hampir mirip. Tapi,

ternyata-"

Ucapan Alex terpotong ketika baru saja Angel mendapatkan gangguan dari dering

telepon, Angel mengisyaratkan Alex untuk menunda kalimatnya dan segera menjawab

panggilan. Alex tersenyum, mengangkat tangannya, mempersilahkan Angel untuk

menyelesaikan urusannya. Dia menyeruput teh yang disediakan di atas meja, teh

kesukaannya dari sebuah merek terkenal. Terlihat tenang dan santai, namun diam-diam Alex

menatap Angel dengan serius, memandang wajah cantik yang terlihat begitu sempurna dari

samping. Bulu mata yang lentik, mata biru yang sangat indah, hidung mancung, dan bibir

tipis yang membuatnya terlihat seperti boneka hidup.

Alex tak pernah bosan menatapnya.

Suara ketukan pintu terdengar dari arah luar, Albert berjalan ditemani seorang pelayan

yang mengikutinya di belakang. Alex membuka kedua tangannya, mengangkat tubuh kecil

Albert agar duduk dekat dengannya. Tanpa banyak bertanya, Albert melakukan hal yang Alex

minta, mereka duduk berdua dengan arah tatapan yang sama.

"Mama, ayo pergi makan es krim."

Angel duduk dan bersandar di kursi, dia baru saja menyelesaikan perbincangannya

dengan seseorang. Albert beralih duduk di samping Angel, tangannya meraih kepala Angel,

menepuknya dengan lembut. Mengatakan hal yang lucu menurut Angel.

"Mama nggak usah

khawatir, Al dan Papa akan selalu bersama dengan Mama." Dan diakhiri dengan kecupan
manis di pipi.

"Mama sayang Al?" tanya Albert setelah duduk kembali di kursinya, Angel

mengangguk, mengelus rambut hitam Albert. Karena jauh di dalam lubuk hatinya, Angel

ingin mengatakan dia sangat menyayanginya.

"Ayo kita pergi untuk makan es krim."

"Yeay, let's go, Papa."

My Mother is CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang