Berbagai hidangan tersaji di atas meja, beberapa pelayan berjaga sekaligus melayani
dengan baik, seragam putih bersih yang kontras dengan nuansa rumah yang begitu elegan dan
mewah. Angel menatap lukisan di dinding, sebuah foto yang membuat ia tertarik sejak
pertama kali menginjakkan kaki di rumah ini. Sebuah lukisan tentang masa depan. Hal-hal
yang dapat membuat segala hal menjadi mungkin.
"Kamu tertarik dengan new world? New technology?
Angel menatap Alex dengan tatapan terkejut, dia baru saja memikirkan tentang betapa
luar biasanya mereka memiliki tujuan dan mimpi yang sama. Wanita itu menunjukkan
ketertarikan yang luar biasa, hal yang jarang ia tunjukkan kepada siapapun. Alex menarik
nafas panjang, tersenyum kecil.
"Sebenarnya, bertemu denganmu adalah sebuah kebetulan
yang sangat aku harapkan, meski dengan keadaan yang tak terduga. Aku diam dan
memperhatikan apakah itu memang benar Dia, atau orang lain yang hampir mirip. Tapi,
ternyata-"
Ucapan Alex terpotong ketika baru saja Angel mendapatkan gangguan dari dering
telepon, Angel mengisyaratkan Alex untuk menunda kalimatnya dan segera menjawab
panggilan. Alex tersenyum, mengangkat tangannya, mempersilahkan Angel untuk
menyelesaikan urusannya. Dia menyeruput teh yang disediakan di atas meja, teh
kesukaannya dari sebuah merek terkenal. Terlihat tenang dan santai, namun diam-diam Alex
menatap Angel dengan serius, memandang wajah cantik yang terlihat begitu sempurna dari
samping. Bulu mata yang lentik, mata biru yang sangat indah, hidung mancung, dan bibir
tipis yang membuatnya terlihat seperti boneka hidup.
Alex tak pernah bosan menatapnya.
Suara ketukan pintu terdengar dari arah luar, Albert berjalan ditemani seorang pelayan
yang mengikutinya di belakang. Alex membuka kedua tangannya, mengangkat tubuh kecil
Albert agar duduk dekat dengannya. Tanpa banyak bertanya, Albert melakukan hal yang Alex
minta, mereka duduk berdua dengan arah tatapan yang sama.
"Mama, ayo pergi makan es krim."
Angel duduk dan bersandar di kursi, dia baru saja menyelesaikan perbincangannya
dengan seseorang. Albert beralih duduk di samping Angel, tangannya meraih kepala Angel,
menepuknya dengan lembut. Mengatakan hal yang lucu menurut Angel.
"Mama nggak usah
khawatir, Al dan Papa akan selalu bersama dengan Mama." Dan diakhiri dengan kecupan
manis di pipi."Mama sayang Al?" tanya Albert setelah duduk kembali di kursinya, Angel
mengangguk, mengelus rambut hitam Albert. Karena jauh di dalam lubuk hatinya, Angel
ingin mengatakan dia sangat menyayanginya.
"Ayo kita pergi untuk makan es krim."
"Yeay, let's go, Papa."
![](https://img.wattpad.com/cover/204352676-288-k83959.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mother is CEO
Storie d'amore𝘼𝙣𝙜𝙚𝙡 𝙇𝙖𝙡𝙞𝙨𝙖 𝘽𝙚𝙧𝙩, wanita karir paling sukses di usia 24 tahun yang lama men-jomblo karena sifatnya yang 'sangat pemilih', namun tidak ada yang bisa menandingi kehebatannya soal mengelola perusahaan. Pertemuannya dengan seorang anak...