Epilog

76.4K 2.5K 53
                                    


Alex membuka matanya ketika seseorang memanggil namanya. Dia perlahan membuka mata, cahaya matahari yang menyilaukan membuatnya sulit melihat orang yang memanggilnya.

"Eh, kok ada bidadari di sini?" Alex mengatakannya tanpa pikir panjang.

Saat dia mulai sadar, tiba-tiba dia membelalakan matanya. "Eh, lo siapa? Kenapa lo di kamar gue?!" teriaknya. Angel memutar kedua bola matanya, dia merasa jengah. Sudah puluhan kali Alex mengatakan itu ketika dia lembur dan bangun kesiangan. Empat bulan dia melakukan hal yang sama.

"Alex, ini aku Angel. Kamu nggak ke kantor?" tanya Angel. Alex segera berdiri lalu pergi ke kamar mandi. Angel hanya menggelengkan kepalanya.

*****

"Dek, kakak nggak mau lagi yah megang perusahaan kamu, pusing tau nggak. Udah megang perusahaan papah, ditambah perusahaan kamu. Udah ah capek." Angel dan Alex menatap Gio yang sedang mengeluh itu.

"Ayo lah kak, Angel juga capek ngurus perusahaan baru Angel. Alex juga udah pegang perusahaan papah. Nggak mungkin aku pegang dua-duanya, apalagi aku lagi hamil. Pasti capek banget," ujar Angel sambil mengelus perutnya yang belum terlalu besar. Alex menatap Gio dengan tatapan meledek.

Gio semakim menekuk wajahnya. "Ayolah Angel, kakak juga pengen punya waktu buat Rere sama Devian. Devian sekarang kan udah satu tahun." bujuk Gio. Angel menatap Alex meminta pendapat.

"Gimana, Lex. Kamu ijinin?" tanya Angel. Alex mengembuskan napasnya. Dia menatap Angel kemudian tersenyum.

"Okey, Kak. Biar nanti Angel yang urus." Gio langsung tersenyum bahagia.

"Yes! Thanks adekku." Gio langsung berdiri lalu memeluk Angel. Angel membalas pelukan Gio.

"Ya, sama-sama, kak." Gio mengangguk lalu melepas pelukannya. "Okey, kakak pulang, yah?" Angel dan Alex mengangguk, lalu Gio keluar dari rumah Alex dan Angel.

"Yang, kamu yakin pegang dua perusahaan sekaligus?" tanya Alex yang terlihat cemas dan khawatir.

"Ya, Alex. Kamu tenang aja, aku pasti bisa jaga diri dan janin kita. Kamu nggak perlu khawatir." Alex mengangguk, lalu dia menarik Angel dalam pelukannya.

"Kalau kamu nggak kuat, nggak usah di paksain." Angel mengangguk.

Lama mereka berpelukan, tiba-tiba saja ada yang berteriak. "Mommy! Is makan lemon Al!" Teriak Al mengadu pada Angel sambil berlari. Angel menatap Al yang berlari ke arahnya.

"Kenapa Al?" tanya Angel sambil berjongkok. Al memanyunkan bibirnya. "Is makan lemon Al." Angel terkekeh.

"Kenapa Al suka lemon?" tanya Angel merasa heran dengan Al yang sangat suka dengan lemon.

"Nggak tau, tapi Al suka aja." Angel hanya tersenyum. "Ya udah yuk, kita potong lagi lemonnya." Al berteriak girang lalu mereka berjalan menuju dapur meninggalkan Alex sendirian.

****

"Mommy, yang pengen lemon kan Al, kenapa Mommy yang makan."

Is tertawa melihat wajah cemberut Al. Sementara Angel terkekeh sambil memakan lemon yang sudah dipotong. Angel memberikan satu piring lemon itu kepada Al, Al menatap lemon itu dengan berbinar lalu mulai memakannya.

Angel menatap Al yang dengan lahapnya memakan lemon. Padahal rasanya asam banget, tapi dia kek lagi kaman buah semangka.

"Wih, lagi pada makan apa tuh?" Angel dan Is menatap Alex yang datang masih dengan pakaian kantornya. "Kenapa? Kok masih belum ganti baju?" tanya Angel. Alex duduk di samping Angel lalu memeluknya dari samping.

"Daddy mau makan lemon, nggak?" tanya Al masih sambil memakan lemonnya. Alex mengerutkan keningnya sambil menatap Angel dan Is.

"Kalian beneran makan lemon? Emangnya kuat?" tanya Alex. Al dan Is mengangguk sementara Angel hanya tersenyum. "Mau cobain?" Alex tampak menimbang-timbang tawaran Angel sebelum memgangguk.

My Mother is CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang