35 CM🌷

7.5K 426 2
                                    

Mulai saat ini, aku harus terbiasa menelusuri waktu tanpa kamu disisi ku. Kamu sudah berpaling dengannya. Bahagialah bersamanya. Kenanglah aku sebagai cerita lama yang telah usai.

Aleeta.

Jangan jadi silent readers ya:)

*******

"Kalau kamu begini terus, beasiswa kamu bisa dicabut," Zalikha hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Maaf Bu."

"Kamu ada masalah apa? Cerita sama ibu," guru yang diketahui bernama Gita Anggraini menggenggam erat kedua tangan Zalikha yang sedang duduk disampingnya dengan kepala yang tertunduk.

"Ibu juga orang tua kamu, ibu sayang sama kamu. Coba ceritakan dengan ibu. Kita selesaikan bersama-sama," Bu Gita adalah guru yang terkenal dengan sifat lembutnya. Ia tidak pernah mengandalkan emosi saat menghadapi muridnya yang bermasalah. Zalikha menatap Bu Gita dengan tatapan bertanya.

"Ayo, kamu pasti bisa. Kita cari jalan keluarnya bersama-sama," Zalikha menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. Ia mulai menceritakan masalahnya.

*******

"Aleeta ada didalam?" pertanyaan Azka mampu menghentikan langkah dua orang siswi yang hendak menuju kantin. Dua siswi tersebut mengerjapkan matanya beberapa kali, meyakinkan bahwa yang sedang berbicara dengannya adalah Azka, most wanted paling digilai. Mereka tau tujuan utama Azka adalah Aleeta, tapi mereka sudah terlanjur bahagia hanya karena Azka bertanya pada mereka.

"A-ada kak. Dia lagi sakit," ucap salah satu siswi tersebut. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Azka langsung masuk kedalam. Mencari sosok yang telah membuatnya khawatir. Azka menyapukan pandangannya. Pandangannya jatuh pada gadis yang sedang menenggelamkan kepalanya diatas tangan yang ia lipat diatas meja.

"Kalo sakit kenapa ngga ke UKS?" yang Azka dapat hanyalah diam. Padahal, Azka tau kalau Aleeta tidak tertidur.

"Apanya yang sakit?" Azka mendudukkan dirinya disamping Aleeta.

"Aleeta?" Azka menarik perlahan tangan Aleeta. Cara itu berhasil membuat Aleeta meneggakan kepalanya dengan perlahan. Raut Azka semakin cemas saat melihat wajah pucat Aleeta.

"Sakit ap--" ucapan Azka terpotong saat tiba-tiba Aleeta berhambur kedalam pelukannya. Tanpa pikir panjang, Azka membalas pelukan itu sambil mengelus surai Aleeta.

"Perut aku sakit. Dia lagi bertamu, kak." Aleeta menangis tersedu-sedu didalam dekapan Azka.

"Siapa yang bertamu?" tanya Azka yang memangnya tak mengerti apa yang Aleeta ucapkan. Baginya, memahami soal matematika lebih mudah dibandingkan memahami seorang wanita.

"Kalo lu ngga suka, usir aja. Bilang, jangan dateng lagi," ucapan Azka mampu membuat dirinya mendapat tabokan keras ditangannya.

"Aduh, kok gua ditabok sih, Leet?" Azka meringis sembari mengelus tangannya yang menjadi sasaran tabokan Aleeta.

"Kakak kenapa nyebelin sih?" Aleeta bersedekap dada dan tak mau menatap Azka.

"Kok gua? Kan tadi gua nanya, siapa yang bertamu? Eh malah ditabok. Lu mah jahat."

"Kok aku yang jahat? Kakak yang jahat! Masa ngga peka sama omongan aku." Aleeta mengembungkan pipinya, membuat Azka gemas. Azka langsung mencubit gemas kedua pipi Aleeta yang terdapat rona merah.

UNTUK AZKA [SUDAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang