SPECIAL CHAPTER

8.2K 331 12
                                    

Chapter ini aku untuk ngerayain 100K READERS¡!

Thanks untuk semua yang selalu dukung cerita ini dari awal sampe sekarang.

In essence, I love you all very much¡!❤❤❤

HOPE YOU ENJOY

*****

Aleeta terpukau dengan keindahan malam di tempat ini. Banyak lampu hias yang menambah kesan cantik di tempat ini. Membuat ia bisa dengan jelas melihat pemandangan di sekeliling nya.

Bukit rerumputan yang luas dengan beragam bunga atau tanaman hias di sekeliling nya. Begitu cantik dengan langit yang berhiasi taburan bintang.

Terdapat juga rumah pohon yang tak jauh dari penglihatan nya. Ia terlalu bahagia tanpa menyadari sudah tak ada Azka yang menunggu di belakang nya.

"Kak Azka? Kakak dimana?" Ia mulai panik karena tak ada menyautinya satu pun.

Semula nya, Azka yang mengajak nya kesini. Tanpa pikir panjang Aleeta mengiyakan nya. Ia sudah rindu dengan laki-laki itu. Tugas kuliah yang menumpuk membuat mereka jarang bertemu. Mereka memang kuliah di tempat yang sama, namun, gedung falkutas mereka agak jauh satu sama lain.

Terkadang, jika sempat, Azka menjemput Aleeta. Aleeta juga tak jarang membawakan bekal ke gedung falkutas Azka. Namun sekarang, mereka sudah jarang bertemu. Azka mulai sibuk untuk menyusun skripsi.

Back to topic

Aleeta semakin panik saat lampu hias yang tadinya menyala, malah mati semua. Meninggalkan dirinya di tempat ini yang hanya diterangi oleh cahaya bulan yang tampak remang-remang

Wushh

Angin malam bertiup kencang. Membuat bulu kuduknya semakin merinding.

"Kak Azka dimana, sih?" Ia berucap kembali.

Ia hampir melangkah meninggalkan tempat ini jika saja tak ada nada yang keluar dari senar gitar yang di petik. Di lanjut dengan suara laki-laki yang sangat ia kenalin

note from author: boleh sambil disetel biar baper huhu

🎵Dengarkanlah, wanita pujaanku

🎵Malam ini akan ku sampaikan

🎵Hasrat suci kepadamu, dewi ku

🎵 Dengarkanlah kesungguhan ini

Ada Azka yang berjalan mendekat kearah Aleeta yang masih diam mematung. Lampu yang semulanya mati, menjadi lebih terang. Dari rumah pohon, banner yang terdapat fotonya di buka lebar-lebar.

Tak jauh dari tempat Aleeta berdiri, ada layar proyektor yang sudah menampilkan video kebersamaan antara dirinya dan Azka.

"Untuk gadis cantik di hadapan ku. Aku bersyukur ia hadir di hidup ku. Aku bersyukur bisa mengenal nama nya." Azka mulai berucap. Membuat air mata Aleeta meluruh seketika.

"Untuk gadis cantik ini pula. Aku rela bersimpuh di depan banyak orang. Aku bahagia saat bisa menjadi bagian dalam hidup mu." Aleeta menutup mulut nya tak percaya. Azka masih melanjutkan kata-katanya diiringi dengan nada musik yang di mainkan.

"Tetap untuk gadis cantik ini. Aku pernah hancur karena kehilangan nya. Dan tetap untuk nya, aku rela mengikhlaskan segenap jiwa raga ku untuk menjaga nya."

"Dia bidadari lugu yang di kirim Tuhan untuk menjadi pendamping hidup dan ibu dari anak-anak ku kelak. Gadis yang selalu aku sebut dalam doa ku. Aku meminta pada Tuhan agar ia selamanya untuk ku."

UNTUK AZKA [SUDAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang