TANPA DIRA🌷

8.6K 539 13
                                    

Ini adalah aku. Seseorang yang masih menunggu balasan cinta
darimu.

Aleeta Zevania🌷.

Jangan jadi silent readers ya:)

*******

Altazvnia: sepi nih ngga ada Dira:(

Dir_aa: cie kangen gua:-

Altazvnia: iya nih. Maafin Aleeta ya? Gara-gara Aleeta, Dira diskors.

Dir_aa: au amat. Bosen gua denger omongan lu tentang itu mulu. Santai elah, gua gapapa. Enak tau diskors, jadi bisa libur deh.

Altazvnia: Dira bodoh,-

Dir_aa: yang penting punya pacar, ngga kaya situ_-

Altazvnia: anda menyindir saya?

Dir_aa: tentu iya.

Baru saja Aleeta akan membalas pesan Dira, suara salah satu temannya menghentikan kegiatannya tersebut.

"Aleeta? Ada yang nyariin tuh," Aleeta mendongakan kepalanya.

"Siapa?"

"Katanya suruh keluar aja dulu,"

"Oh gitu, makasih ya?" teman Aleeta tersenyum lalu mengangguk.

"Sama-sama."

Aleeta segera berjalan keluar kelas. Begitu diluar, ia melihat siluet laki-laki dengan tubuh tegap dan tinggi sedang bersender ditembok sebelah pintu kelas Aleeta.

"Nyari aku?" tanya Aleeta. Pria tersebut menengok kearah Aleeta.

"Astaga!" batin Aleeta.

"Kenapa? terkejut?" tanya laki-laki tersebut sambil memandang remeh Aleeta. Aleeta mencoba untuk tidak menampilkan wajah terkejutnya.

"B aja. Ada apa kak Azka kesini?" ya, laki-laki tersebut adalah Azka, laki-laki yang sedang membenci Aleeta untuk saat ini.

"Gapapa, gua cuma kangen aja ama TEMEN gua yang satu ini," ucap Azka dengan menekan kata "teman". Aleeta mendapatkan banyak arti dari kata yang ditekan tersebut.

"Jangan banyak basa-basi, cepet!" ucap Aleeta dengan tegas. Azka terkekeh.

"Ngga usah sok berani. Nih, gua tau lu laper kan?" Azka menyodorkan styrofoam yang dibungkus dengan plastik putih. Aleeta mengernyitkan alisnya.

"Ada apa-apanya nih pasti," batin Aleeta.

"Santai kali. Ngga gua racunin kok," ucap Azka seolah-olah bisa membaca pikiran Aleeta. Aleeta menerima bungkusan styrofoam tersebut.

"Good girl," Azka menepuk-nepuk kepala Aleeta sebentar lalu segera pergi. Aleeta masih bingung dengan sifat Azka yang berubah-ubah.

*********

Reza terus saja melangkahkan kakinya disepanjang koridor sekolah yang tampak ramai. Banyak siswa yang menyapanya dan ia selalu membalas dengan senyumannya.

UNTUK AZKA [SUDAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang