Epilog

19.3K 617 18
                                    

Aku kambek
ada yang kangen tydak?

Hope you enjoy:)

*******

Pada dasarnya, hadirnya masalah bukan pertanda berakhirnya hubungan kan?

Aku membuka lembar berikutnya. Di sana ada aku dan dia. Dia adalah seorang laki-laki yang membuktikan bahwa ia bisa menjaga ku. Di sana, terpampang foto kami yang sedang berlibur menikmati akhir pekan bersama. Kami saling merangkul. Aku bahagia bisa mendampingi nya hingga saat ini.

Lanjut ke lembar berikutnya. Di sana ada aku bersama ketiga sahabat ku. Dira, Zalikha dan juga Risa. Kami saling memeluk. Ternyata tak ada yang lebih indah dari rasa kebersamaan. Mari ku ceritakan kehidupan mereka saat ini.

Indira Melinda. Sahabat ku yang paling bar-bar ini sudah berumah tangga loh hehe. Tak lama setelah ia mengambil gelar sarjananya, ia di lamar oleh kak Deon. Kakak kelas kami sewaktu yang sudah lama menjalin hubungan dengan Dira. Dia sudah dikaruniai sepasang anak kembar yang kini berusia 6 tahun. Shakira dan Shakila namanya.

Zalikha Reynald. Gadis yang paling berani diantara kami semua. Kalian ingat Reza bukan? Setelah menjalin hubungan dari kami kelas dua SMA, akhirnya mereka memutuskan akan menikah bulan depan. Kami semua akan hadir pada acara itu.

Karisa Viola. Gadis paling dewasa di antara kami. Kami sering menganggap nya ibu. Ia sangat bersifat keibuan. Sekarang, dia sedang mengandung anak pertamanya dengan laki-laki yang merupakan kakak tingkat nya sewaktu kuliah.

Saat aku ingin membuka halaman selanjutnya, dua bocah itu mengalihkan atensi ku. Aku tersenyum menepuk sofa samping ku yang masih kosong.

"Sayang, sini samping mama." dua bocah tersebut segera mendudukan dirinya. Si sulung di samping kiri ku dan si bungsu di samping kanan ku.

"Mama buta apa, ma?" tanya si bungsu ku yang baru menginjak usia tiga tahun.

"Mama lagi buka foto waktu mama SMA. Alika dan Alka mau liat ngga?" kedua bocah itu langsung mengangguk antusias.

Saat kami sedang tertawa melihat foto-foto ku dulu, kak Azka datang dengan wajah di tekuk nya dan tak lupa taburan bedak di pipinya yang membuat kami tertawa melihat ke arahnya.

"Hahaha, papa kaya badut." Alka tertawa terbahak-bahak. Membuat kak Azka semakin marah.

"Papa gini juga gara-gara kalian, nak. Kalian bandel banget, sih, ngga suka papa lah." kak Azka pura-pura merajuk.

"Hayoloh papa nya marah," ucapku mengompori. Alika dan Alka langsung merasa bersalah. Alika langsung menghampiri kak Azka.

"Papa dudut dong, Alika nda ampe tau," kak Azka langsung menuruti ucapan Alika.

Dengan telaten ia meratakan bedak itu. Ia mengikuti cara ku saat aku memakai kan bedak padanya.

"Nah! papa Alika udah danten deh." ucap Alika dengan cadelnya.

"Papa, sini duduk deket Alka. Mama lagi liat foto-foto lho, pa."

Akhirnya kami berempat duduk dengan posisi aku di himpit oleh dua buah hati ku. Sedangkan kak Azka ada di samping Alka.

Kami tertawa bersama. Sesekali aku dan kak Azka bernostalgia sewaktu SMA dulu. Alika dan Alka yang belum mengerti hanya bisa membolak-balikan halaman album tersebut.

Aku bahagia dengan kehidupan ku yang sekarang. Kak Azka benar-benar membuktikan ucapannya. Ia benar-benar menjaga ku dan selalu membuatku tersenyum seperti janjinya pada mendiang kak El dulu.

END

Untuk extra chpter nya akan menyusulll:))
Dalam beberapa hari ini aku bakal
publish cerita ku yang terbaru.
Stay tune yaa

UNTUK AZKA [SUDAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang