RN🌷

6.5K 402 13
                                    

Setelah berkali-kali dikecewakan, aku masih saja mencintai nya.
Aku ini setia apa bodoh?

🌷.

Jangan jadi silent readers ya.

********

"KAK AZKA!" mendengar panggilan tersebut membuat langkahnya terhenti dan jangan lupa, jantungnya yang berdetak lebih cepat. Gadisnya selalu berhasil membuat dirinya tak karuan.

"Huh, hah! k-kak A-azka mah ng-ngga berhe––ti- berhenti," gerutu Aleeta sambil berusaha menghirup udara disekitarnya.

"Siapa suruh lari? kan panggil aja, gua udah nyaut. Sorry, gua ngga bolot haha." pernyataan Azka membuat mata Aleeta melotot. Tangannya langsung mendarat di lengan Azka.

"Aww! Sakit, Leet. Kenapa sih?"

"Aku mau nanya. Ini gelang kakak bukan?" ucap Aleeta sembari menunjukan gelang berbandul huruf "RN". Mata Azka melotot sempurna. Siapakah pemilik gelang ini?

"Lu temuin di mana? Siapa yang punya? Kapan nemuinnya?" cerocos Azka membuat Aleeta melongo.

"KAK AZKA, IH! Mau nanya yang mana sih? Aleeta kan bingung." ucap Aleeta sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lihat ini! Gua pake gelangnya. Berarti bukan punya gua," Azka menunjukan tangannya yang memakai gelang sama persis seperti gelang yang Aleeta tunjukan. Gelang bertali hitam dengan bandulan huruf "RN".

"Dan lu inget kan cerita gua? Siapa yang make gelang ini, berarti dia orang yang gua cari."

"OIYA ALEETA INGAT!" seru Aleeta membuat Azka terkejut.

"Gimana kalo kota umumin kak? Kali aja ada yang kehilangan gelang ini." usul Aleeta.

"Tumben pinter. Yaudah ayok!" Azka langsung menyeret tangan Aleeta.

"Tunggu dulu." interupsi Aleeta membuat langkah Azka terhenti.

"Apa lagi?" Azka sudah menebak. Pasti ada maunya.

"Ongkir. Karena jarak dar––" ucapan Aleeta terpotong.

"Karena jarak dari sini ke ruang guru 20 meter jadi es krimnya dua cup dan coklatnya 5 bungkus. UDAH AYOK AH!" Azka sudah paham betul.

"OK SIP."

********

Taman belakang SMA Harapan Jaya yang terkenal angker karena ada sebuah pohon beringin berusia cukup tua terisi oleh tangisan seorang gadis, membuat Aleeta yang lewat menjadi merinding. Ia melewati tempat tersebut karena harus menuju gudang untuk menukar alat kebersihan yang sudah rusak.

"Astagfirullah. Suara apa ya itu? Ya Allah lindungi Aleeta. Aleeta anak baik kok." ucap Aleeta tanpa mau menengok kearah sumber suara itu.

"Yaampun, kok gua tolol banget sih? Bego banget sih lu!" suara tersebut membuat persepsi Aleeta berubah. Akhirnya ia memberanikan diri untuk menengok ke sumber suara itu. Gadis dengan rambut dicepol yang terasa tak asing di matanya.

UNTUK AZKA [SUDAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang