SEPULUH

1.5K 71 8
                                    

05 November 2019

Happy Reading guys!

"Akhir akhir ini aku kok sering mual ya terus aku merasa kalau usia kandungan saat 15 minggu ini janinku sering bergerak apalagi payudaraku yang sering sakit,"ucap Zena tengah berterus terang pada Irene, kakak Pandu yang juga berprofesi menjadi dokter kandungan.

Irene yang tengah sibuk membaca buku pun langsung menatap Zena dan memincingkan matanya. Zena yang merasa tatapan Irene yang terlalu mengitimidasi dirinyapun menundukkan kepalanya malu. Ia memang sangat jika ada orang yang menatapnya terlalu intens.

"Kok mbak merasa kamu lagi hamil kembar, "ujar Irene yang langsung paham keluhan Zena padanya itu.

" Apa pa?"tanya Zena yang langsung terkejut, tak percaya jika dirinya bisa mengandung dua anak kembar.

"Emang kamu gak pernah diajak gitu sama Pandu buat usg? Setahu mbak kamu hanya minta vitamin pada mbak saja. "

Zena meringis mendengar ucapan Irene, Pandu saja jarang memberikan perhatikan tapi ketika dirinya meminta apapun atau lagi mengidam sesuatu selalu dituruti olehnya.

" Emm nanti akan aku coba bicarakan sama mas Pandu. "

Irene tersenyum mendengar ucapan Zena lalu berkata," Kamu bisa kok langsung ke klinik mbak besok. "

" Siap kak. "

" Ditunggu lhoh, semoga beneran kalau anak kembar. Lucu gitu kalau punya anak kembar, gemesin pokoknya. "Irene tersenyum lebar membayangkan betapa imutnya keponakannya nanti apalagi jika kembar.

" Kok Zena jadi takut sih, "cicit Zena sambil memanyunkan bibirnya maju ke depan.

" Lhoh kenapa takut? "tanya Irene heran.

" Ya takut gitu apalagi perutku ini juga kerasa besar, entah gimana nantinya waktu hamil sudah 8 bulanan gitu apa gak nambah besar lagi. Haduh. "Zena mengusap perut buncitnya pelan.

" Kenapa kamu mikirnya kejauhan sih Zen? "tanya Irene lagi yang sangat merasa gemas pada adik iparnya itu.

Oh ya mereka berada di rumah Irene yang nampak sepi, bagaimana tak sepi jikalau Irene memang masih single.

" Ya habis gimana lagi sih mbak namanya juga kehamilan pertama. Oh ya mbak, mbak gak punya pacar? "tanya Zena yang mana memang belum pernah mengetahui jika Irene membawa seorang laki-laki.

" Habis putus Zen. "Irene mengulum senyum tipis menutupi luka dihatinya.

Zena pun ikut terlihat sedih lalu mengusap bahu Irene pelan," sabar ya mbak. Mungkin bukan jodoh mbak. "

Irene mengangguk dan tersenyum membalas ucapan Zena.

...

" Mas Pandu mau kemana? "tanya Zena bingung menatap Pandu tengah memasukan beberapa helai baju dimasukkan di dalam koper.

Ya tadi Zena melewati kamar Pandu dan berhenti kala merasakan ada hal aneh. Pandu tengah sibuk dengan kopernya dan raut wajahnya terlihat mengkhawatirkan sesuatu di dalam kamarnya.

"Aku mau ke Surabaya besok, "ucap Pandu tanpa menoleh ke arah Zena dan kedua tangannya sibuk dengan pakaiannya.

"Kok mendadak sekali?" tanya Zena heran.

"Asha sakit, aku harus ke sana. "Pandu menatap Zena yang semakin bingung, bingung oleh ucapannya.

Siapa itu Asha?

" Asha itu anaknya Cala, kekasihku. Dia sudah ku anggap anakku sendiri,"ucap Pandu yang pada akhirnya Zena mengerti.

Pandu melirik Zena yang tiba-tiba diam dan raut wajah Zena seperti sedang menahan sesuatu serta kecemasan melanda dipikirannya.

Because Of You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang