05042020
HAPPY READING GUYS
TIGA PULUH TIGA
°Kebersamaan akan lebih bermakna setelah kita merasakan kehilangan. Dan kehilangan akan lebih bermakna ketika kita saling merindukan°
BRUKKK'
"Mas Angga! "pekik Zena saat melihat Angga terkapar di atas tanah akibat serangan mendadak dari seseorang.
Zena langsung menatap orang itu dan terkejut ketika mengetahui jika orang itu ialah Pandu.
" Zena, "lirih Pandu.
Pandu tersenyum miris melihat Zena yang tak memperdulikannya, istrinya itu malah menolong Angga di hadapannya itu.
" Zena, aku merindukanmu. "Pandu menatap sendu ke arah Zena. Laki-laki itu mulai berjalan pelan menghampiri Zena sedangkan Zena hanya terdiam walau hatinya merindukan sosok cinta pertamanya itu.
" Rindu?"Zena terkekeh pelan sembari membantu Angga duduk di teras rumahnya.
Untung saya suasana di sini masih terbilang sepi sebab rata-rata adalah orang pekerja yang tinggal di sini bahkan bekerja bisa sampai pulang malam.
Zena menguatkan tekatnya mendekat ke arah Pandu dengan raut wajahnya yang datar berbeda dengan Pandu yang merasa jika Zena mendekat ke arahnya karena juga merindukannya. Tapi senyuman lebarnya luntur seketika mendengar ucapan Zena yang menyakiti hatinya.
"PERGI! "usir Zena dengan suaranya yang keras.
" Zena! "tegur Bu Tantri yang baru saja pulang berbelanja. Wanita paruh baya itu tak sendiri melainkan bersama dua karyawan setia Zena.
Ana dan Ira terkejut melihat sosok pemuda yang pernah datang ke warung dan mereka saling pandang sebab tak tau menahu masalah bosnya itu.
"Ana, Ira sebaiknya kamu masuk ke dalam ya. Tolong juga jaga si kembar. "Bu Tantri tersenyum menatap Ana dan Ira. Kedua gadis itu menganggukkan kepalanya patuh dan masuk ke dalam rumah.
" Zena, tenangkan dirimu jangan emosi seperti ini!"Bu Tantri menghela napasnya pelan sebelum menghampiri Zena.
"Aku tidak ingin melihat dia lagi, laki-laki kasar dan suka memukul. Aku membencinya. "Zena meneteskan air matanya lalu berlari masuk ke dalam rumah.
Pandu terkejut atas apa yang diucapkan Zena dan jelas tatapan istrinya penuh kebencian kepadanya. Tak ada kata manis ketika bertemu melainkan kata kebencian dari mulut Zena. Lelaki itu jatuh berlutut di atas tanah serta wajahnya menatap rumah kost Zena.
"Angga, kau bisa pergi. Maafkan atas apa yang terjadi, ini masalah Zena dan Pandu. "Bu Tantri merasa tak enak namun ia juga tak mau ada orang yang ikut campur tentang masalah Zena dan Pandu.
" Iya bu Baik. "
" Lukamu apa tidak apa-apa? "tanya bu Tantri khawatir pada Angga yang tengah duduk di teras. Ujung bibir Angga terluka akibat bogeman mentah dari Pandu dan untung saja pukulan Pandu tak mengenai tangannya yang sedang sakit.
" Tidak apa-apa bu, ini hanya luka kecil. Kalau gitu saya pamit pulang. "Angga tersenyum sopan menatap bu Tantri tapi pandangannya berubah kala menatap Pandu.
Sialan-batin Angga lalu pergi dari rumah Zena.
" Pandu, masuklah nak. "perintah Bu Tantri pada Pandu.
Pandu malah diam tak bergeming dari posisinya.
" Nanti ada acara selametan, apa kamu tidak mau --"
"Baik bu saya ikut masuk. "teringat jika hari ini tiga bulanan si kembar membuat Pandu langsung berdiri tegap.
![](https://img.wattpad.com/cover/201885142-288-k598237.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Algemene fictie-PART MASIH LENGKAP -TAMAT -GRATIS 18+ Setelah anak itu lahir, kita akan cerai dan aku akan menikahi Cala "Tanda tangan di pojok bawah kertas itu! "suruh Pandu menatap ke arah Zena. " Kamu yakin dengan semua ini? "tanya Zena dengan suaranya bergeta...