DUA PULUH SATU

2K 79 6
                                    

30 Desember 2019

DUA PULUH SATU

"Dari kemana saja kamu mas? "tanya Zena menatap intens pada suaminya.

" Aku.. Emmm apa kamu sudah melahirkan? "tanya Pandu yang masih berdiri diambang pintu.

" Kenapa mas sulit dihubungi saat aku akan melahirkan? Aku benar-benar sangat kecewa."kedua mata Zena mulai berkaca-kaca menatap Pandu.

Pandu langsung masuk ke dalam kamar dan menguci pintu kamarnya dari dalam. Lelaki itu memegang bahu Zena dan menatap dalam tepat pada manik Zena.

"Maaf, aku ada urusan penting Zen. "

" Apa itu lebih penting dari anak kita? "

" Zen, tolong mengertilah--"

"Mas selalu berkata seperti itu! Mas selalu menyuruh aku untuk mengerti mas Pandu tapi mas Pandu gak pernah ngertiin Zena."Zena mengeluarkan semua unek-uneknya langsung pada Pandu. Tak peduli jika wajah suaminya yang lelah itu.

"Zena dengarlah, aku tau aku salah. Aku minta maaf Zena, sudah kamu jangan menangis itu akan membangunkan mereka. "Pandu melihat si kembar yang sedang sama-sama menggeliat karena tidurnya terusik oleh suara Zena yang sedang menangis.

Zena pun mengusap air matanya lalu berjalan mendekati anak kembarnya dan menenangkan mereka agar tak bangun dari tidurnya.

" Apa mereka perempuan? "tanya Pandu yang memang firasatnya bilang seperti itu padanya.

" Iya mereka perempuan. "Zena memberitahukan nama si kembar itu pada Pandu hingga Pandu paham mana yang kakak dan adik.

" Lihatlah wajah mereka yang sama seperti mas waktu kecil dulu,"ucap Zena dengan nada biacaranya yang lembut disertai senyumannya yang manis.

"Emang kamu tau foto masa kecilku dulu? "Pandu ikut duduk dan melihat si kembar, ia tak percaya jika umurnya yang masih muda telah menjadi ayah. Ia akui jika itu adalah anaknya kala melihat wajah mereka yang sama persis seperti dirinya waktu kecil dan itu membuat ia meragukan untuk menceraikan Zena. Apakah ia harus benar-benar mengajak Zena poligami?

" Aku tau foto masa kecil mas dulu dari album keluarga mas, ibu yang memberitahukanku kemarin. Mas sangat tampan sejak lahir dan mereka anak mas juga cantik sejak lahir. "

" Maaf aku tidak datang saat itu. "

" Emang mas kemana? "

" Asha, anak Cala meninggal karena keracunan."

Zena sangat terkejut dengan ucapan Pandu. Jadi Pandu lebih mementingkan anak orang lain daripada anaknya sendiri?

...

Zena kini tengah melihat suaminya sedang bercengkrama dengan seseorang dari ponselnya. Ia yakin seseorang yang ditelpon suaminya itu ialah Cala.

"Aku tidak tau lagi dengan Mas Pandu yang sangat tega padaku. "

" Tidak datang saat si kembar lahir dan lebih memilih menemani Cala yang tengah berduka karena anaknya meninggal. Pantaskah mas Pandu dipanggil ayah untuk si kembar? Mengadzan sewaktu si kembar lahir pun juga tidak. "

" Datang ke rumah hanya tanya 'apakah kamu sudah melahirkan?' sungguh mas mendengar itu hatiku sakit. Aku tak melihat raut wajah penyesalan mas ketika minta maaf padaku. "Zena mengusap air matanya segera saat mendengar suara tangisan anaknya yang menggema.

" Iya sayang. "Zena berjalan masuk ke dalam kamar dan ternyata dua anaknya tengah menangis bersamaan.

Zena mencoba menggendong Salma karena anaknya itu yang mudah ditenangkan lebih dulu sedangkan Silma pasti lama menangisnya walau sudah diberi ASI.

Because Of You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang