DUA BELAS

1.6K 74 3
                                        

17 November 2019

Happy Reading guys

"Hari ini tepat pukul 00.00 WIB umurku sudah bertambah, gak nyangka ya dihari ulang tahun ku ini mau jadi ibu."Seorang wanita memakai gaun panjang yang sangat pas dengan perutnya yang tambah membesar, rambut hitamnya yang panjang tergerai dengan indahnya dan dihias flower crown menambah kecantikan rambutnya, wajahnya terdapat polesan make up yang natural.

Di hadapannya terdapat kue besar bertingkat dua dan terdapat tulisan namanya serta ucapan happy birthday. Duduk sendiri di depan kue ulangtahunnya yang terdapat lilin menyala ber-angka duapuluh yaitu umurnya.

"Nyanyi bareng abun ya sayang, tiup lilinnya tiup lilinya tiup lilinya sekarang juga sekarang juga sekarang juga. "wanita itu meniup lilinnya dan setelah itu bertepuk tangan.

" Hari ini abun merayakan ulangtahun bersama kalian, doa abun semoga kalian sehat-sehat ya dan juga semoga abun tetap sehat dan kuat. "kedua mata wanita itu berkaca-kaca mengingat seseorang yang ia harapkan berada di sampingnya untuk menemani dirinya merayakan ulang tahunya tak ada. Orang itu tengah berada di luar kota sedangkan dirinya duduk termenung bersama kedua anak kembarnya yang berada diperutnya.

"Kuat menjalani hari-hari yang hampa ini, andai saja kejadian itu tak terjadi mungkin hidupku tak begini tapi itu hanya kata andai. Ah aku tak boleh merasa begitu, seharusnya aku bersyukur masih diberi kepanjangan umur dan kesehatan dari sang maha Kuasa." wanita itu menangis sambil mengusap perut buncitnya. Ya dialah Zena, wanita yang tak diharapkan oleh suaminya sekaligus mantannya yang ia cintai sedari dulu.

"Sekarang abun makan kuenya ya. "Zena meraih piring kecil serta pisau kue dan ia memotong kue buatannya sendiri kemudian ia memakan sepotong kue itu dengan pelan.

" Hmm enak akhirnya setelah beberapa hari belajar jadi bisa buat kue seenak ini. Hemm enaknya kalau jualan kue gini gimana ya? Tapi kata mas Pandu aku gak dibolehi untuk kerja. "Zena tersenyum kecut tapi ia kembali tersenyum lebar.

Beberapa menit setelah membereskan acara ulang tahunnya yang dirayakan kecil-kecilan itu kini Zena memutuskan untuk tidur setelah berganti pakaian dan cuci muka. Ia yakin besok mungkin matanya akan sembab sebab dihari ini ia menangis di hari ulangtahun tak ada ucapan selamat dari Pandu.

...

"Nyonya kenapa matanya? "tanya seorang wanita paruh baya melihat Zena yang sedang sarapan pagi.

" Tidak apa-apa bi. "

" Jangan nangis terus ya nya, kasian dedeknya yang diperut nanti ikut merasakan sedih kalau Nyonya sedih. "Zena merasa tersenyuh lalu ia tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya paham.

" Saya permisi nya, mau ke belakang."

"Iya bi. "

" Eh bi! "Zena pun memanggil pembantunya dengan cepat.

" Ada apa nyonya? "

" Zena mau keluar, jalan-jalan sebentar. "

" oh gitu apa perlu saya panggilkan pak Yono. "

" Tidak usah bi, saya hanya ingin jalan kaki kok bi. "

" Oalah yaudah hati-hati ya nyah. "

" Iya bi, saya permisi dulu. Assalamualaikum. "

" Waalaikumsalam. "

Zena keluar dari rumahnya dengan senyumannya yang lebar menghiasi wajah cantiknya. Kedua kaki mungilnya berjalan pelan di sekitar perumahan ini, beberapa orang menyapanya dengan ramah membuat Zena merasa sangat nyaman tinggal di sini tapi senyumannya luntur kala mengingat jika suatu hari nanti ia akan berpisah dengan Pandu setelah anak kembar mereka lahir di duni ini, Mereka? Apakah mungkin Pandu mengharap anaknya.

Because Of You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang