DELAPAN BELAS

1.6K 68 6
                                        

27 DESEMBER 2019

DELAPAN BELAS

"Pandu? "panggil Anggun pada anaknya yang tengah duduk sendiri sambil memberi makan ikan yang berada di kolam samping rumah.

" Eh ibu? "Pandu mendongakkan kepalanya yang ternyata ibunya berdiri di belakangnya.

" Kamu ngapain sendirian di sini? "tanya Anggun yang kemudian mengambil posisi duduk di samping anaknya itu.

" Pengen aja di sini, sejuk bu. "

" Kamu gak ada niatan nemenin Zena gitu, Zena lagi jalan-jalan. "

Pandu hanya diam saja sembari menghela napasnya pelan.

" Jujur sama ibu nak, kamu masih belum menerima Zena? "tanya Anggun dengan nada hati-hati.

" Kalau belum kenapa bu? Ini juga bukan sepenuhnya salah Pandu. "

" Tapi nak, anak yang dikandung Zena itu juga anak kalian berdua. Sesusah itu apa menerima Zena? Apa jangan-jangan kamu tidak menerima anak kamu sendiri juga? "tuduh Anggun yang sudah merasa cemas.

" Bu, Pandu butuh waktu saat ini. Gak mungkin lah bu Pandu langsung menerima Zena gitu aja sedang dihatiku masih ada nama perempuan lain. "

" Oh jadi kamu masih memikirkan tante-tante itu? "

" Bu, Pandu mohon jangan buat Pandu ribut sama ibu. Pandu masih sedikit menerima anak yang dikandung Zena. "

" Apa katamu? Sedikit? Kamu tega ya sama anak sendiri! "Anggun mulai emosi dengan ucapan Pandu yang menurutnya itu paari menyakiti hati Zena.

"Bu jangan marah dulu, Pandu juga merawat Zena kok. Ibu lihat sendiri kan kemarin gimana khawatir nya Pandu saat Zena tergelincir." Pandu membela diri.

"Bisa jadi dibelakang Ibu itu lain. "Anggun masih belum sepenuhnya percaya pada Pandu.

" Kenapa sih ibu sulit percaya pada Pandu? "

" Ibu tau nak sifat kamu gimana, firasat ibu tidak pernah salah jika menyangkut anaknya. Ibu lihat akhir-akhir ini Zena juga jarang tersenyum sekalinya tersenyum mungkin saat ibu dan ayah mengajak bicara. Kamu tega sama Zena, ibu juga bisa tega sama kamu. Zena itu gadis baik, penyabar, sopan orangnya. Ibu sedih mengingat Zena adalah anak yatim piatu, ia butuh kasih sayanh dari terdekatnya termasuk kamu. Nak, ibu mohon meskipun kamu masih belum bisa mencintai Zena, ibu harap kamu merawat Zena dengan baik dan jaga dia serta jadilah teman untuknya. "Anggun menatap nanar anaknya yang hanya diam saja.

" Jika kamu melukai hati Zena, jangan harap kamu kembali ke rumah ibu dan ayah. "Anggun berlalu pergi setelah mengucapkam itu.

Pandu langsung mengacak-acak rambitnya, ia bingung dengan situsi sulit. Apa yang dikatakan ibunya adalah ancaman baginya. Ia mencintai Cala dan tak mau melepaskan Cala hanya karena pernikahan paksa ini.

" Mungkin aku bisa mempertimbangkan tentang perceraian itu, bisa jadi aku mengajak poligami jadi Zena tak perlu sakit hati karena tak jadi menceraikannya. Ya ada jalan lain. "Pandu mengangguk dan tersenyum puas saat tiba-tiba ia menemukan sebuah ide dari permasalahan ini.

...

Zena menginjakkan rumah mertuanya dan sebelum masuk ia mengucapkan salam. Wanita itu melihat Pandu sedang meminum kopi dan menonton televisi membuatnya tersenyum. Ia tau jika kemarin Pandu membentaknya dan ia tak mau jika beritegang seperti ini. Zena pun memutuskan untuk duduk di samping Pandu.

"Mas maaf ya tentang kemarin. Zena salah. "Zena menoleh ke arah Pandu.

" Hmm tidak apa-apa. "

" Mas lagi gak ada kerjaan kan hari ini. "

Because Of You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang