15042020
Happy Reading guysKomentar yang banyak ya!!! Bantu benerin typo juga gapapa:)
Jangan lupa klik voteEMPAT PULUH DUA
"Gimana kemarin? Maaf ya kemarin, Zena sama Pandu udah tidur. "Zena menghampiri Irene yang sekarang sedang menonton televisi.
" Syukurlah Malik bisa menerima ku, kemarin saat aku mau pulang sore ditahan mulu sama dia. Jadi aku pulang malem. Lucu juga si Malik, tapi aku juga kasihan. Sangat benar sekali kalau Malik memang membutuhkan mama, mas Angga benar-benar sibuk meski ada di dalam ruangan."Irene memakan keripik singkongnya yang baru ia beli kemarin.
"Malik udah baikan sama mas Angga? Malik makan banyak kan? "tanya Zena yang tampak penasaran sekali.
" Sudah kok, Malik itu anak penurut juga. Sedikit nakal tapi wajarlah namanya anak kecil yang penting nakalnya gak kelewat batas. Malik makan banyak juga, suhu tubuhnya kian turun. "
" Sayang, ini Salma nangis lagi. "Pandu menggendong Salma yang sedang menangis.
" Apa lagi sayang ku. "Zena pun meraih Salma dari gendongan Pandu.
" Bukan aku yang bikin nangis, dia kepentok mainannya sendiri. "Pandu mengusap dahi Salma, Salma dipangku oleh Zena.
" Sakit ya Salma?"Irene juga ikut mengusap dahi Salma sesekali tangannya menoel-noel pipi chubby Salma.
"Yaudah aku kembali ke kamar, Silma mau ganti popok. "Pandu pun kembali masuk ke dalam kamar sebelum pergi ia menyematkan untuk mencium pipi Salma dan Zena.
Irene tersenyum menatap pemandangan itu, Pandu telah berubah 180 derajat dibanding dulu. Adiknya berubah menjadi laki-laki yang lebih baik berkat seorang wanita cantik di sampingnya. Benar ucapan Riska, jika Zena mampu mengubah Pandu dengan caranya sendiri. Pandu yang dulu tak terlalu suka cuci baju kini yang selalu mencuci baju si kembar bahkan popok si kembar pun adiknya itu. Perjuangan Pandu mendapatkan Zena itu berbuah hasilnya. Irene kagum pada adiknya yang pantang menyerah dan berani mengambil resiko.
" Suka nangis ya si adik ini. "Irene terkekeh pelan menatap Salma yang makin menggemaskan.
" Nangis nih selalu absen tiap jamnya, diganti popok juga nangis, mandi nangis. Hihi gemas bunda sama kamu. "Zena mencium pipi Salma yang sudah tak menangis lagi ketika tangannya menggenggam kunci rumah dan itu dari Irene. Salma mengoceh ketika kunci itu terjatuh dari genggaman mungilnya.
" Besok berarti kamu buka aja warungnya, soal Malik sekarang biar aku mengurus. "Irene menggoyangkan kunci yang dipegang Salma membuat Salma merengek.
" Mbak masih lama ya di sini? Zena berharap, mbak lama aja di sini hehe. "
" Mbak ya harus kembali tapi nunggu panggilan juga. "
" Nanti ikut Zena ya ke pasar, belanja buat besok buka warung. "pinta Zena pada kakak iparnya itu.
" Sipsip, mbak suka nih. "
" Ada apa ini? Kayaknya seru banget. "Pandu menghampiri istrinya dan kakaknya yang sedang asyik mengobrol sesuatu. Pandu saat ini memangku Silma yang tangannya masih menggenggam mainan.
" Pandu! "pekik Irene saat keripik singkongnya masih berada di tangannya tiba-tiba Pandu melahap keripiknya membuat Irene yang tidak tau malah menggigit tangannya sendiri.
" Hehe. "Pandu tertawa terbahak-bahak menatap wajah kesal kakaknga itu.
" Mbak sih mending, mas Pandu suka bikin kesel Zena tiap hari di rumah,"ucap Zena.

KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
General Fiction-PART MASIH LENGKAP -TAMAT -GRATIS 18+ Setelah anak itu lahir, kita akan cerai dan aku akan menikahi Cala "Tanda tangan di pojok bawah kertas itu! "suruh Pandu menatap ke arah Zena. " Kamu yakin dengan semua ini? "tanya Zena dengan suaranya bergeta...