DUA PULUH LIMA

2.3K 115 22
                                    


°Jika dalam cinta kamu mainkan sebuah drama, maka kelak kamu harus siap untuk menjadi pemeran utama yang dimainkan oleh karma°

~~~


"Alhamdulillah ya Zen, gak terlalu lama ngantri tiketnya. "Bu Tantri menghela napasnya lega sambil menimang Silma yang sedari tadi tidurnya bergerak tak nyaman.

" Iya bu, Zena juga merasa lega sekali bisa dapet tempat duduk. "Zena juga merasa lega jika sebelumnya ia sudah memompa ASInya jadi untuk si kembar tidak perlu repot membuka kancing bajunya di tempat umum seperti ini.

Bu Tantri duduk dekat jendela sedangkan Zena duduk di sampingnya. Salma dan Silma kompak menangis dan itu membuat Zena langsung bergegas mencari botol susu untuk mereka. Kini mereka tengah tenang menyusu botol yang baru pertama kali mereka lakukan sebab sebelumnya setelah di rumah sakit Zena tak pernah memompa ASInya dan lebih memilih jika menyusu langsung dari putingnya.

Salma memukul botol susunya itu sambil di sedot kuat karena merasa haus sedangkan Silma tertidur lagi karena memang saat pagi tadi Silma tak tidur.

Zena tersenyum walau hatinya terasa berat meninggalkan Pandu. Ah mengingat laki-laki itu mungkin sedang bahagia bersama istri yang dicintainya.

"Haus ya nak? Hampir habis lhoh. "Zena tersenyum sambil tangannya memegang botol susu anaknya itu.

Kereta yang ditumpanginya masih belum melaju dan banyak orang yang masih mencari nomer untuk ditumpanginya dan ada juga orang yang tak mendapatkan tempat duduk. Zena sebenernya merasa mengantuk sekali tapi melihat Salma yang tengah menatapnya itu membuatnya tak jadi mengantuk. Tingkah lucu anaknya itu merupakan obat luka dihatinya. Salma memang kini terbangun dan mulutnya terbuka ketika bundanya mengajak bicara.

Zena memberikan mainan untuk anaknya digenggam tapi beberapa detik kemudian anaknya itu melemparkan mainan di tangannya ke segala arah sambil tertawa dan beberapa orang yang mendengar tawa bayi itu juga ikut tersenyum gemas.

"Nakal ya hmm. "Zena menciumi wajah Salma yang nampak menggemaskan sekali bikin ingin makan anaknya itu ehh tidak deh hehe...

Salma menggerakan kedua tangannya dan kedua kakinya ketika digoda oleh bundanya. Terkadang berteriak gemas dan beberapa orang yang melihat apalagi petugas keamanan merasa gemas melihat tingkah lucu Salma.

"Tante Zena! "pekik seorang anak kecil laki-laki menatap berbinar tengah menemukan sosok yang ia rindukan.

Zena menoleh da menatap terkejut melihat sosok anak kecil yang pernah ia temui dulu.

" Malik? "Zena tersenyum lebar menatap Malik kini mendekat ke arahnya.

" Ini anak tante ya? Kok wajahnya sama? "Malik menatap si kembar secara bergantian.

" Iya ini anak tante kembar. "Zena tersenyum gemas dan mencubit pipi Malik yang nampak terlihat gemuk sekarang.

" Malik? Ya ampun nak papa cariin kemana-mana ternyata kamu di sini. "seorang pria dewasa berumur 30an datang menghampiri Malik dan mengusap bahu anaknya itu.

" Papa! "Malik cengengesan menatap papahnya yang tengah khawatir padanya.

Pria itu Angga tak sengaja menatap sosok wanita yang dulunya pernah ia temui dan ia juga melihat ada bayi digendongannya. Angga hanya menatap datar wanita itu lalu membaca nomer penumpang yang ternyata ia duduk berhadapan dengan wanita itu.

"Malik ini tempat duduknya. "

" Papa, Malik mau duduk dekat jendela. Yes akhirnya bisa lihat tante cantik! "pekik Malik senang.

Because Of You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang