TIGA PULUH LIMA

1.6K 105 20
                                    

08042020

Happy Reading guys

TIGA PULUH LIMA

°Sejujurnya aku merasa cemburu, aku tak tahu entah mengapa ini terjadi tapi ini semua karena aku takut kehilangan sosok dirimu°

.

.

.

"Hiyaaa ketawa mulu ya hmm? "Pandu menggendong Salma yang tengah tertawa kecil karena digoda ayahnya itu.

" Hihihi. "Salma melonjak-lonjakan kakinya hingga mengenai dada Pandu itu.

" Nakal ya udah malem gak tidur, ngajak main ayah ya? "Pandu mencium pipi tembam anaknya itu gemas.

Pandu melirik Zena yang sedang tidur dengan posisi duduk sambil menggendong Silma yang sama-sama tertidur.

" Lihat tuh, kakak udah tidur sama bunda. Salma gak ikut tidur ya? "Pandu pun memperlihatkan Zena dan Silma yang tertidur pulas pada Salma. Tapi tetap saja Salma mengajaknya main malam hari ini dan tidak ada tanda-tanda mengantuk sama sekali anaknya itu.

" Ayah ngantuk lho, Salma ketawa mulu ya. "Pandu mencoba menimang Salma tapi tetap saja anak itu tak memejamkan matanya.

" Ya ampun kenapa sulit sekali. "Pandu merasa lelah membujuk Salma untuk segera tidur.

Pandu melirik Zena dan ia merasa tak tega melihat posisi tidur Zena seperti itu apalagi Silma yang mulai bergerak mencari kenyamanan.

" Zena, bangun Zena. "Bisik Pandu sembari menoel-noel pipi Zena pelan.

Zena mengerjapkan kedua matanya lalu mengucek matanya pelan. Ia melirik Pandu dengan pandangan matanya yang sayu.

" Apa? "

" Baringkan Silma, kasihan aku lihatnya kalau tidurnya seperti ini posisinya. "Pandu menunjuk Silma lewat isyarat matanya.

"Hah? Oh ya ampun sampai lupa. "Zena menghela napasnya pelan ketika melihat posisi Silma yang tidur digendongannya itu pastinya Silma bergerak tak nyaman seperti ini.

Kemudian Zena membaringkan Silma yang mulai menggeliat dan merengek karena merasa tidurnya terganggu.

" ssstttsttstt. "Zena menepuk pelan tubuh Silma karena akan tidur kembali dan tak jadi menangis.

Pandu tersenyum melihat wajah lelah Zena apalagi tengah menguap dan matanya menahan kantuk seperti itu agar anaknya dapat tidur nyenyak. Setelah melihat Silma yang sudah terlelap kini ia berganti menatap Salma yang ternyata belum tidur bahkan si adik itu tengah tertawa kecil.

"Mas, sini Salma biar aku yang ngurusin. Kamu tidurlah. "Zena menjulurkan kedua tangannya ke arah Salma.

" Tidak usah, biar aku saja yang ngurusin. Kamu tidur dulu aja, pasti kamu lelah."Pandu tersenyum lembut.

"Tidak apa-apa, aku sudah biasa. Biar aku saja yang ngurusin. "Zena menguap sebentar lalu kembali menjulurkan tangannya ke arah Salma.

Akhirnya Pandu pun mengalah dan menyerahkan Salma pada Zena. Zena pun mulai menimang Salma dan bersenandung pelan.

" Aku tidur di luar saja. "Pandu mengambil satu bantal.

" Hmm,"kata Zena tanpa menoleh ke arahnya.

Pandu tersenyum kecil melihat Zena yang mengabaikan dirinya. Ia tak mungkin tidur di satu kasur yang berukuran kecil dan nantinya ia takut jika ketika tidur bersama si kembar yang berada di tengah antara dirinya dan Zena pasti akan tertindih dan untuk menghindari hal itu membuat Pandu harus mengalah dan lebih memilih tidur di luar.

Because Of You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang