25 November 2019
Happy Reading guys!LIMA BELAS
"Zena gapapa kok. "lagi ucapan itu membuat Pandu kesal pada Zena.
Saat ini Zena sedang duduk di atas kasur kamarnya sambil menonton acara televisi sedangkan Pandu nampak kesal pada Zena yang terlihat biasa saja padahal tadi kakinya tergelincir. Ia yakin pasti Zena kesakitan apalagi jika mereka di rumah orang tuanya pasti orangtuanya akan menasehati panjang kali lebar padanya yang tak becus menjaga istrinya yang sedang hamil besar.
"Mas Pandu gak usah khawatir. Oh ya mas Pandu kok tiba-tiba dateng sih, kenapa gak bilamg Zena dulu? "tanya Zena pada Pandu yang juga duduk dengan kaki yang diselonjorkan ke depan.
" Aku ke sini karena aku ingat perjanjian kita. "
" Perjanjian yang mana? "
" Masak kamu gak inget sih? Perjanjian dimana kita harus terlihat harmonis di depan orang tuaku. "Pandu menghela napasnya dan entah mengapa ia terlihat berat mengucapkan kalimat tadi.
" Hah? Maaf Zena lupa, "ucap Zena yang merasa bersalah melupakan suatu hal.
" Hmm tak apalah, aku keluar dulu. "
" Ikut! "
" Kaki kamu sakit. Udahlah di sini aja. "
" Enggak, enggak mau. Aku mau ikut mas Pandu!" rengek Zena menatap memohon pada suaminya yang terlihay sudah berdiri sambil merapikan pakaiannya.
"Dasar keras kepala. "Pandu pun akhirnya membantu Zena berdiri dan terlihat jika Zena baik-baik saja.
" Tuh kan, keseleo dikit kok. Jadi cepat sembuh. "Zena menunjukkan kakinya yang nampak tak terasa sakit dan rasa sakitnya terasa hilang tadi saat dipeluk oleh Pandu.
"Yaudah, tapi tetap aku harus megang tanganmu."
"Aku jalan sendiri kok." Zena sebenarnya merasa senang ditawari oleh Pandu tapi ia mencoba sesikit jual mahal pada Pandu.
"Yaudah kalau bisa jalan sendiri. "
" Katanya disuruh romantis di depan ibu dan ayah. "Zena mencebikkan bibirnya ketika mendengar ucapan Pandu itu.
" Kamu jadi cewek ruwet banget! Sok jual mahal pula! "Pandu mencoba menahan emosinya melijat sifat Zena yang menurutnya menyusahkan baginya.
Pandu pun menarik tangan Zena untuk berjalan bersama keluar dari kamarnya.
" Ehh jangan cepet dong jalannya, kamu mau aku jatuh lagi? "
...
" Akhirnya kalian keluar juga. "Anggun tersenyum menggoda keduanya yang nampak mesra sekali sehabis keluar dari kamar.
"Ibu, keripik bayamnya udah jadi kan?" tanya Zena antusias.
"Udah dong, kamu duduk.saja di ruang keluarga nanti ibu bawakan ke sana. "
" Keripik bayam? "beo Pandu ketika mendengar dua orang yang berbicara baru saja.
" Iya cemilan kesukaanmu nak. Ternyata Zena lagi ngidam keripik bayam lhoh,"ucap Anggun sambil mengusap bahu anaknya.
Zena tersenyum seraya mengusap perut buncitnya sedangkan Pandu menatap perut besar Zena dan mencoba untuk mengenyahkan pikiran jika itu benar-benar anaknya.
"Zena mau bantu ibu,"ucap Zena dengan nada yang berharap.
"Gak usah, nanti jatuh lagi. Ibu gak mau kamu kenapa-napa,"balas Anggun tegas.
"Tapi Zena mau. "
" Biar Pandu aja yang ngurus Zena bu, dia keras kepala. "Pandu menarik tangan Zena pelan membuat Anggun terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Художественная проза-PART MASIH LENGKAP -TAMAT -GRATIS 18+ Setelah anak itu lahir, kita akan cerai dan aku akan menikahi Cala "Tanda tangan di pojok bawah kertas itu! "suruh Pandu menatap ke arah Zena. " Kamu yakin dengan semua ini? "tanya Zena dengan suaranya bergeta...