TIGA PULUH ENAM

1.6K 109 26
                                    

09042020

Happy Reading guys

Bersabarlah dalam segala hal, tapi yang terpenting adalah bersabar dengan emosi yang ada di dalam dirimu sendiri.

***

TIGA PULUH ENAM

"Masih molet molet ya, waktunya mandi sayangku. "Pandu menciumi pipi tembam anaknya itu gemas. Si kembar yang tengah molet itu terkikik geli ketika dicium oleh ayahnya. Saat ini Pandu berada di kamar bu Tantri untuk memandikan si kembar.

" molet itu tandanya modot awake. "Bu Tantri menyiapkan bak dan air hangat untuk Silma sedangkan Salma, sang adik dimadikan setelah Silma.

Modot awake : memanjang tubuhnya

" Oh gitu, gemesin sih anak ayah yang cantik ini. "Pandu mencium gemas Salma yang masih belum mandi sedangkan Silma sedang dimandikan oleh bu Tantri.

" Ooahh! "pekik Silma ketika ditengkurapkan di dalam bak oleh bu Tantri. Si kakak itu memang sangat suka air sangat jarang sekali menangis ketika dimandikan.

" Lhoh si kakak senengnya ya mandi. "Pandu tertawa pelan mendengar suara menggemaskan dari Silma.

" Oaah! "Sekarang ganti Salma yang tengah menggerakkan kedua tangannya dan kakinya ketika diajak bicara oleh ayahnya.

" Oh ya bu', Pandu heran sama si kembar kok suka ngerengek ketika ada Zena tapi rengekan mereka cuman sebentar setelah dicium Zena. Aneh banget, Zena seperti disambut sama si kembar,"ujar Pandu.

"Mungkin si kembar sudah tau siapa ibunya, si kembar memang suka merengek manja ke Zena. "

Andai saja si kembar juga begitu padaku-batin Pandu. Ia merasa si kembar masih belum mengenal suaranya namun ia akan selalu berada disisi si kembad agar si kembar selalu mengerti jika ia adalah ayahnya.

Kini ganti Salma yang akan mandi tapi malah menangis, biasanya si adik tak menangis ketika dimandikan tapi sekarang menangis. Sebelumnya air bekas mandi Silma sudah dibuang dan diganti air bersih untuk Salma. Pandu menjadi ayah siaga untuk si kembar apalagi harus merebus air dua kali untuk si kembar, biasanya ia mencuci baju si kembar serta mengganti popok si kembar akhirnya sudah bisa dilakukan berkat dibantu oleh bu Tantri. Demi anak, ia akan lakukan apapun bahkan ia rela nyawanya menghilang nanti hanya untuk menyelamatkan nyawa anaknya.

" Lhoh nangis, cup cup cucu nenek yang cantik sekali. "Bu Tantri dengan ketelatenan memandikan Salma. Sebenernya Pandu ingin mencoba memandikan bayi namun ia masih saja ragu dan takut anaknya kenapa-napa.

" Ayah akan pakaian baju. "Pandu tersenyum melihat respon Silma yang tengah tertawa pelan.

" Senengnya ya si kakak, ketawa mulu. "Pandu menciumi wajah Silma ketika sudah ditaburi bedak.

" Wanginya,"ucap Pandu senang.

"Oh ya bu, kalau bayi mau makan bubur, usianya berapa bulan? "tanya Pandu pada bu Tantri. Meski wanita paruh baya itu tak bisa memiliki anak tapi beliau sudah berpengalaman mengurusi anak orang lain bahkan pernah menjadi baby sister.

" Biasanya sekitar umur 4 bulan tapi itu juga tergantung bayinya masing-masing ya. "

" Malah Pandu gak sabar kalau mereka umurnya 1 tahunan, gak sabar dengerin mereka cerewet gitu sama ayahnya. Kalau anak cewek pasti manja sama ayahnya nanti."

"Iya memang rata-rata anak cewek deket sama ayahnya. Ibu dulu waktu kecil juga begitu. "Bu Tantri terkekeh pelan ketika teringat sekelebat kenangan masa kecilnya dulu.

Because Of You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang