(3) EKSTRA PART

1.6K 82 24
                                    

(3) EKSTRA PART

Episode : Malik Remaja

.

.

.


"Kak Malik! "teriak si kembar saat ada kakak sepupunya di depan rumah.

Cowok berusia tujuh belas tahun berparas tampan itu tersenyum menatap si kembar-adik sepupunya. Ia melambaikan tangannya menyuruh si kembar segera menghampirinya, si kembar sudah berpakaian rapi dengan tubuhnya berbalut seragam berwarna merah dan putih. Bertepatan dengan itu Zena keluar dari dalam rumah sambil menggandeng Juna yang sepertinya masih mengantuk.

"Cantik-cantiknya adik kakak. "Malik merapikan dasi si kembar secara bergantian.

"Yang pasti Salma paling cantik," kata Salma seraya tersenyum lebar menampilkan deretan gigi mungilnya berwarna putih rapi.

"Sama-sama cantik kok, kalau Salma nakal. Salma jelek. "Malik terkekeh pelan sambil mencubit pipi Salma gemas.

" Malik. "panggil Zena saat sudah berada di depan keponakannya itu.

" Eh Bulek. "Segera Malik mencium punggung tangan Zena.

" Maaf ya, ngerepotin kamu lagi. Mereka ribut pengen dianter sekolah sama kamu. "Zena tersenyum melihat Malik yang makin lama tubuh Malik makin tinggi persis seperti Angga.

" Gapapa kok bulek, santai aja aku mah. Kan jarak sekolah mereka juga lumayan deketnya,"ucap Malik santai.

" Lumayan gundulmu itu, lha wong jarake 2 km! "Zena menepuk bahu Malik kasar.
(lumayan kepalamu itu, lha orang jarake 2 km)

" Slow dong bulek. "Malik tak merasakan sakit kena pukulan Zena karena tubuhnya berotot. Sering fitnes gratis di rumah Pandu.

" Bilang aja mau tambah uang saku ke bulek. "tebak Zena pada Malik. Zena mengeluarkan dompetnya lalu memberikan lembaran dua ratus ribu pada Malik.

" Hehe tau aja. "Malik menerima uang itu dengan senang hati.

" Jangan bilang papa kamu lho, ntar gak bulek kasih lagi. "ancam Zena pada Malik.

" Siyap bulek. "Malik memberi hormat pada Zena. Zena gemas melihat Malik itu langsung tangannya mencubit pipi Malik.

" Yaudah hati-hati, adiknya dijaga yang baik. "Zena tersenyum menatap Malik tengah berpamitan pada Juna.

" SIYAPP BOS! "Malik membalikkan badannya, ia menatap si kembar yang tengah cemberut menunggunya berbincang dengan Zena.

" Jelek nih muka! "Malik mencubit pipi si kembar bergantian.

Kemudian ia menaiki motor maticnya dan menyuruh Salma duduk di depan sebab anak itu paling sulit dibilangi sedangkan Silma adalah anak penurut. Jika kalian pikir Malik menaiki motor sport itu salah, Malik malah lebih memilih motor biasa karena papanya tak mau memberikan uang bensin padanya jika memakai motor sport. Angga takut jika anaknya ikut balap liar jadi lebih baik ia membelikan motor biasa pada Malik setelah Malik mempunyai SIM. Malik tak masalah memakai motor matic dibanding teman-temannya yang rata-rata memakai motor sport, lagian banyak yang ngantri minta bonceng padanya. Parasnya tampan itu adalah kelebihannya dan lihat dulu sikapnya nanti.

Malik menjalankan motornya dengan kecepatan biasa karena keselamatan adiknya itu yang utama. Ia santai saja karena dapet uang bensin dari Zena.

"Mbar yok nyanyi! "teriak Malik agar si kembar mendengar ucapannya.

Because Of You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang